MINEWS, JAKARTA – Seorang dukun dikabarkan nekat mengumbar mantra-mantra santetnya untuk melengserkan presiden. Ia adalah Alexander Gabyshev, balian atau dukun Siberia yang berikrar yang ingin menurunkan Presiden Vladimir Putin dari kursi kekuasaan.
Alexander Gabyshev pun langsung ditangkap kepolisian, setelah sempat menjadi topik hangat beberapa media di Rusia. Diketahui, Gabyshev pada Maret memulai perjalanannya menempuh lebih dari 8.000 kilometer (4.970 mil) dari kampung halamannya di Yakutia menuju Moskow.
Perjalanan itu ia lakukan untuk menemui Putin yang dia sebut “roh jahat”. Kepolisian wilayah Buryatia pun mengatakan pihaknya telah menangkapnya di sebuah jalan raya di Siberia.
Penangkapan tersebut dilakukan pada Kamis 19 September 2019. Alexander juga diduga terlibat aksi kejahatan di Yakutia.
Kepolisian Buryatia akan menyerahkan pria itu ke pihak berwenang di Yakutia. “Dari keterangan kepolisian, pria yang ditangkap itu adalah Gabyshev,” kata kantor berita Interfax, Jumat 20 September 2019.
Penangkapan itu pun memancing protes dari pegiat hak asasi manusia, Amnesty International. Amnesty mengutuk keras penangkapan Gabyshev di wilayah timur Siberia.
“Aksi balian itu mungkin eksentrik, tetapi sikap kepolisian Rusia (yang menahan Gabyshev, red) tidak dapat diterima,” kata Direktur Amnesty International Rusia, Natalia Zviagina dalam siaran tertulisnya.
Menurut Zviagina, Gabyshev punya hak untuk bebas menyatakan pandangan politiknya dan menjalani kepercayaannya sebagaimana warga negara lain.
Gabyshev mulanya diprediksi akan tiba di Moskow pada musim panas 2021. Namun hingga Kamis, ia baru berjalan sejauh 3.000 kilometer.
Praktik balian/perdukunan masih dapat ditemukan di beberapa wilayah Rusia. Aksi itu merupakan wujud kepercayaan bahwa manusia dapat berkomunikasi dengan roh atau spirit yang tak terlihat keberadaannya.
Saat ditanya mengenai penangkapan Gabyshev, pihak Kremlin mengatakan mustahil bagi mereka untuk mengikuti seluruh kasus hukum di Rusia.