Sampah Meluber di Kotabaru, Pemda DIY Tegaskan Olah Sampah sejak di Wilayahnya

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Persoalan sampah di Jogja tak kunjung menemui titik terang. Bahkan baru-baru ini viral di wilayah Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman terlihat tumpukan sampah.

Sejumlah sampah, terlihat menumpuk panjang sejauh Jalan Merbabu. Sampah masih menunggu untuk diantar ke TPST Piyungan, Bantul, meski begitu banyak keluhan warga soal bau dan pemandangan lokasi yang mengganggu.

“Kota Jogja itu sudah berjalan ada edukasi dan pemilihan tapi kan belum optimal. Jadi secara fisik memang menumpuk di mana-mana,” ujar Sekda DIY, Beny Suharsono, Minggu 15 Oktober 2023.

Ia melanjutkan bahwa tumpukan sampah termasuk di Kotabaru terjadi karena masing-masing wilayah belum menerapkan desentralisasi sampah.

Pemda DIY sejak lama mendorong masing-masing wilayah untuk segera menerapkan hal tersebut. Tapi hingga kini semua belum terkendali optimal.

“Kita minta Jogja, Bantul dan Sleman membuat desentralisasi pengolahan sampah Januari 2024 nanti. Tapi permulaannya belum optimal,” kata dia.

Jogja sudah merencanakan untuk pembangunan TPST di Nitikan. Beny meminta hal itu diselesaikan secepat mungkin, apalagi bangunan itu masuk dalam tanah kas desa yang diatur di bawah Pemda.

Kondisi tumpukan sampah di Jalan Merbabu, Kotabaru diakui Kabid Pengolahan Persampahan DLH Jogja, Ahmad Haryoko sudah dibersihkan. Ia juga membantah sampah-sampah tersebut dihasilkan dari event Wayang Jogja Night Carnival (WJNC).

“Kalau dari WJNC sepertinya tak masuk akal. Karena kan terlihat sampahnya banyak, enggak mungkin penonton WJNC bawa satu gerobak sampah ke sana,” katanya.

Sejauh ini memang masalah penutupan TPST Piyungan yang jadi persoalan terjadinya tumpukan sampah. Kendari begitu Haryoko memastikan bahwa DLH terus berupaya mengurangi tumpukan sampah tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini