MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup meguat di akhir perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020. Mengutip data Bloomberg, rupiah berada pada posisi Rp 14.625 per dolar AS atau menguat 0,17 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan mata uang garuda dibayangi oleh upaya dari berbagai negara untuk bekerjasama mengatasi pandemi corona (covid-19).
“Sehingga setiap negara akan secara sukarela bekerja sama dan melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak memiliki pilihan lain dalam situasi saat ini,” ujarnya pada Selasa sore.
Meski demikian, Ibrahim mengungkapkan bahwa saat ini persoalan yang membayangi negara-negara pasca pandemi adalah perkara fiskal akibat covid-19.
Misalnya saja negara berpenghasilan rendah pasti membutuhkan restrukturisasi atau dukungan utang agar dapat bangkit dan memulai proses pembangunannya kembali. Adapun negara berkembang harus mengatur kembali fiskal dan moneternya.
“Sebab, situasi pandemi menuntut peran bank sentral, misalnya, untuk menyokong pembiayaan defisit yang meningkat drastis,” katanya.
Ibrahim juga mengungkapkan bahwa hingga kini Bank Indonesia (BI) terus membantu dan mengendalikan gejolak mata uang rupiah akibat pandemi covid-19 yang masih belum usai. Dengan strategi bauran ekonomi, bisa mengendalikan gejolak pertumbuhan dan stagnasi ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi kembali membaik.
“Ini merupakan tantangan tersendiri bagi negara agar bisa berpikir secara logis dan mencari solusi agar masalah pandemi ini bisa terselesaikan,” ujarnya.
Meski demikian, Ibrahim menilai pelaku pasar masih optimis bahwa pandemi covid-19 akan terselesaikan. Apalagi vaksin untuk pencegahan corona sebentar lagi didistribusikan sehingga masyakarat kembali tenang dan kembali beraktifitas seperti biasa.
“Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan kembali berjalan. Itu bisa di lihat dari konsumsi masyarakat yang terus meningkat dan Investasi yang terus bertambah,” katanya.