MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup melemah di akhir perdagangan Selasa, 15 Juni 2021. Mengutip data Bloomberg, rupiah berada di posisi Rp 14.225 per dolar AS atau melemah tipis 0,16 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan mata uang garuda yang terbatas berkat upaya yang dilakukan Bank Indonesia (BI).
“BI terus melakukan intervensi di pasar valas, SUN dan Obligasi di perdagangan DNDF guna untuk meredam pelemahan mata uang rupiah. Hal ini membantu laju rupiah sehingga pelemahannya bisa diminimalisir sekecil mungkin,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Selasa sore.
Laju rupiah juga dibayangi oleh kabar masuknya virus corona varian baru dari India. Hal ini dinilai bisa menjadi ancaman bagi negara, di disaat perekonomian sedang mencoba untuk bangkit dari resesi.
“Kondisi ini, perlu diwaspadai karena lebih mudah tertular dibandingkan virus Covid-19 ini, bahkan tidak hanya satu varian baru yang muncul di Indonesia, tapi ada banyak jenis sehingga perlu diwaspadai,” katanya.
Ibrahim pun menyarankan agar pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi semakin luas penyebaran virus baru ini. Salah satunya lewat percepatan proses vaksinasi massal.
“Dengan vaksinasi massal, ekonomi bisa tumbuh positif pada Kuartal II walaupun angka positifnya tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah sebesar 7-8 persen. Namun sudah cukup bagus bagi Indonesia untuk keluar dari resesi,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah diminta untuk lebih condong ke PPKM Mikro. PPKM Mikro kembali diperpanjang mulai 15-28 Juni ini di 34 provinsi.
“Diharapkan dengan pengetatan PPKM dan percepatan vaksinasi ini bisa terus mendorong pemulihan ekonomi di tahun ini,” katanya.
Sementara dari luar negeri, laju rupiah dipengaruhi oleh sikap investor yang tengah menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral AS terkait inflasi dan kebijakan moneter bank sentral di masa depan.