Mata Indonesia, Gunung Kidul – Pengusaha kuliner di Gunungkidul protes lantaran mengalami penurunan omzet jual beli makanan dan minuman selama bulan puasa Ramadan.
Hal itu menyusul larangan buka bersama (bukber) untuk aparatur sipil negara (ASN) yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu pemilik restoran yang ada di Gunungkidul, Ardiyanto Susatyo mengeluhkan kebijakan tersebut karena pesanan buka puasa berkurang secara drastis di tahun ini.
“Tahun lalu, omzet bisa sampai Rp90 juta selama puasa. Tapi tahun ini kunjungan turun drastis sehingga diprediksi omzet hanya mencapai Rp30 juta,” keluh dia dihubungi Selasa 4 April 2023.
Ardiyanto menganggap bahwa kebijakan itu perlu dikaji lagi. Mengingat masih awal puasa, pemerintah bisa lebih bijak mengubah aturan yang ada.
“Kalau bisa dicabut saja. Alasannya kan karena masih sisa pandemi Covid-19. Tapi status pandemi saja sudah dicabut. Kenapa harus dilarang?,” katanya.
Meskipun begitu, ia tetap berupaya meningkatkan omzet penjualan dengan memanfaatkan media sosial. Sasarannya kali ini adalah pelanggan di sektor swasta dan wisatawan.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto, mengatakan bahwa dampak pendapatan pasca larangan bukber bagi ASN belum terlihat jelas saat ini.
Ia mengaku kegiatan buka bersama biasanya ramai dilakukan pada pertengahan bulan Ramadan.
Namun ia berharap kondisi itu akan membaik sehingga ekonomi bisa pulih seperti sebelum terjadinya pandemi.
“Saat ini kan proses pemulihan ekonomi. Harapannya bisa kembali normal seperti sebelumnya,” ujar dia.