Mata Indonesia, Yogyakarta – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jogja telah menyeret dua pelanggar aturan terkait Gerakan Zero Sampah Anorganik seperti diatur Surat Edaran Wali Kota Jogja No 660/6123/SE/2022 tentang Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA).
Kabid Penegakan Peraturan Perundang-undangan Satpol PP Kota Jogja, Dodi Kurnianto mengungkap bahwa pihaknya telah menindak dua pelanggar GZSA dan sudah menyidangkannya.
Penindakan dilakukan sejak bulan Januari 2023. Sejalan dengan pemberlakukan GZSA yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan.
“Sidangnya awal bulan [Februari] yang kedua. Pertama bulan lalu. Ada dua yang kami bawa ke yustisi,” ujar dia Selasa 21 Februari 2023.
Dodi menyebut, salah satu pelanggar terkena denda Rp250 ribu. Namun dia enggan mengungkap jumlah denda bagi pelanggar kedua.
“Bukan warga kota, warga Sleman. Kami sidangkan, karena dia melanggar dua. Dari luar kota dan membuang sampah bukan pada tempatnya,” ujarnya.
Dodi juga mengungkap, pihaknya melakukan patroli tiap malam terutama pada titik tertentu yang jadi laporan warga. Namun, pelanggar juga melakukan kucing-kucingan.
“Misal informasi bilang biasa buang jam 02.00 WIB. Kami lakukan operasi, ternyata mereka membuang jam 00.00 WIB. Jadi kami juga kucing-kucingan tiap malam. Biasanya di perbatasan. Ada di beberapa titik,” ujarnya.
Sementara Sekretaris Pemkot Jogja, Aman Yuriadijaya mengaku sedang memantapkan pilar GZSA dan meminta waktu tiga bulan untuk memantapkan empat pilar pendukung gerakan.
“Sesungguhnya keberhasilan ini (Gerakan GZSA) ada pada empat pilar yang harus saling mengintegrasikan,” ujarnya.
Aman meminta, empat pilar ini harus bekerja sama dengan optimal. Pertama lembaga masyarakat lapis terbawah, kedua diharapkannya lebih peduli terhadap konteks gerakan. Sehingga gerakan bank sampah yang berbasis RW dapat berjalan maksimal.
Sementara penggerobak atau transporter, dinilai Aman punya peran penting karena turut berperan dalam melakukan pemilahan lanjutan seandainya pemilahan belum sempurna di masyarakat.
Peran lain yang dinilai Aman penting adalah keberadaan pelapak.
“Bahkan untuk pelapak akan kami buka informasi yang lebih luas. Pelapak yang mampu menerima berbagai item sampah anorganik di Kota Jogja akan mendapat manfaat lebih,” ujarnya.