Perairan Selatan Jabar Bakal Dihantam Gelombang Setinggi 4 Meter, Masyarakat Diminta Waspada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gelombang tinggi yang mencapai hingga empat meter diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bakal menghantam wilayah perairan selatan Jawa Barat, periode 28-29 September 2021.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan berdasarkan data prakiraan, diketahui bahwa tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar pada 28 September 2021 berpotensi mencapai ketinggian hingga 4 meter. Peringatan tersebut berlaku hingga 29 September 2021 pukul 07.00 WIB.

Rahayu mengatakan gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jabar disebabkan oleh angin kencang hingga 29 knot atau 54 km/jam. Berdasarkan skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi.

“Angin kencang yang melanda wilayah perairan selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali MJO (Madden-Julian Oscillation),” ujarnya.

Selain itu, angin kencang juga disebabkan oleh aktivitas gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin yang terpantau aktif mulai awal dasarian III September 2021 dan diperkirakan akan berakhir pada akhir dasarian III September 2021.

“Kombinasi MJO dan aktivitas gelombang equatorial menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat,” katanya.

Bagi masyarakat yang tinggal ataupun berkepentingan mengunjungi kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terjadi hingga satu minggu ke depan.

Selain itu, perlu diwaspadai juga kejadian seperti abrasi dan kerusakan infrastruktur pantai lainnya yang disebabkan oleh gelombang tinggi dan angin kencang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini