Nih Baca Doa Qunut, yang Bikin Corona Minggir dari Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Wabah virus corona saat ini sudah menyerang 49 negara di dunia, di antaranya negara di Asia seperti Filipina, Singapura sudah terinfeksi virus mematikan ini. Namun, hingga saat ini, belum ditemukan kasus corona di Indonesia.

Nah, wakil Presiden Ma’ruf Amin, mengungkap alasan kenapa virus corona tidak menyebar ke Indonesia. Selain melalui metode medis, peran doa dari para ulama menjadi salah satu penangkal virus corona masuk ke Indonesia.

“Banyak kiai dan ulama yang selalu membaca doa qunut. Saya juga begitu baca doa qunut untuk menjauhkan bala, bahaya, wabah-wabah dan penyakit. Makanya corona minggir dari Indonesia,” ujar Ma’ruf Amin dalam acara Kongres Umat Islam Indonesia VII di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat 28 Februari 2020.

Doa qunut nazilah adalah doa yang sering dibaca dalam salat subuh untuk memohon perlindungan dari marabahaya. Namun bisa juga dibaca selain dalam salat subuh.

Selain apresiasi kepada ulama, Ma’ruf pun turut mengapresiasi kinerja Menkes Terawan Agus Putranto yang dinilai berhasil melakukan upaya pencegahan terhadap masuknya corona ke Indonesia.

“Padahal negara lain sudah terkena, seperti pusat corona di Cina dan negara Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan negara lainnya. Tadi kata Pak Menteri, berkat doa kiai dan ulama juga yang melakukan istigasah,” kata Ma’ruf Amin.

Ia pun berharap ke depan, baik pemerintah atau seluruh elemen masyarakat dapat terus menjaga kondusivitas agar dapat terus terbebas dari ancaman corona.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini