Laporan TGIPF Sebut Korban Tewas di Stadion Kanjuruhan Berjatuhan Setelah Gas Air Mata Disemprotkan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) memastikan korban meninggal maupun kritis dari Tragedi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 setelah gas air mata disemprotkan.

Itu karena mereka terpaksa berdesakan dalam satu tempat sehingga banyak yang terinjak-injak hingga kekurangan oksigen.

Hal itu diungkapkan Ketua TGIPF, Mahfud MD, usai menyerahkan laporan investigasi dan rekomendasi Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi, Jumat 14 Oktober 2022.

“Fakta, korban yang jatuh proses jatuhnya jauh lebih mengerikan dari yang beredar di TV dan medsos. Karena kami merkonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki aparat. Lebih mengerikan dari sekadar semprot, mati, semprot, mati,” ujar Mahfud.

Sementara untuk mengetahui tingkat keberbahayaan atau racun pada gas air mata yang disemprotkan tersebut sekarang sedang diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Meski begitu, apapun hasil BRIN tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan gas air mata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini