Korupsi, Perilaku Tercela dari Pejabat Hingga Pemuka Agama

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemberitaan media setiap tahunnya tidak terlepas dari kasus korupsi. Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin corruptus, bentuk kata kerja dari corrumpere, yang berarti rusak, memutarbalikkan, busuk, menggoyahkan, atau menyogok.

Secara umum, korupsi adalah sebagai tindakan dari seseorang yang menyalahgunakan sebuah kepercayaan dalam suatu masalah maupun organisasi guna memperoleh keuntungan pribadi.

Praktik korupsi sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Bahkan kemungkinan korupsi sudah setua sejarah manusia itu sendiri. Berdasarkan catatan sejarah, korupsi pertama di dunia ada dalam sistem pemerintahan dinasti pertama Mesir kuno pada tahun 3100 – 2700 SM. Dalam catatan sejarah Mesir kuno, ada kegiatan korupsi dalam sistem peradilan hukumnya.

Pada zaman itu, sering kali terjadi perampokan makam, munculnya saksi-saksi palsu dalam sistem pengadilan, dan aparat penegak hukum melakukan korupsi.

Para perampok makam kerap menyuap polisi, juru sita, atau juru tulis pengadilan, dari hasil jarahan makam yang mereka lakukan. Bahkan hakim-hakim pengadilan telah menjadi penadah barang-barang jarahan makam tersebut.

Selain itu, polisi pada masa itu banyak melakukan tuduhan palsu terhadap seseorang. Polisi juga seringkali membawa mereka ke pengadilan. Meminta mereka untuk mendapat hukuman. Dan kemudian mengambil apa pun yang mereka inginkan dari harta tersangka.

Wazir, pejabat dengan pangkat tertinggi yang melayani Firaun, sibuk memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Dia seharusnya mewujudkan dan menegakkan keadilan dan keseimbangan negara.

Sebagai raja, Firaun yang seharusnya memelihara fondasi seluruh peradabannya, saat itu lebih tertarik pada kenyamanan dan kepuasan ego nya sendiri daripada tanggung jawab administrasi hukumnya.

Korupsi yang terjadi di dalam sistem pemerintahan Mesir kuno ini terus berlangsung selama berabad-abad.
Selain Mesir kuno, praktik korupsi juga muncul di zaman Cina kuno. Dalam mitologi Cina, setiap rumah tangga memiliki Dewa Dapur yang mengawasi perilaku anggotanya. Seminggu sebelum Tahun Baru Imlek, Dewa Dapur naik ke surga untuk memberikan laporan tahunan kepada Kaisar Giok, Sang Penguasa Langit.

Kaisar Giok kemudian menghadiahi atau memberi hukuman pada tiap keluarga berdasarkan laporan Dewa Dapur. Sebelum Dewa Dapur memulai perjalanannya menuju surga untuk bertemu Kaisar Giok, para keluarga melumuri gambar Dewa Dapur yang mereka simpan di rumah mereka dengan kue gula dan madu sebagai usaha untuk menyuap agar memberikan laporan yang baik pada Kaisar Giok. Gambar yang sudah ada lumuran kuenya itu lalu di bakar agar Dewa Dapur bisa pergi ke langit.

Kasus serupa lainnya, mengutip The Conversation. Sejarawan Yunani Herodotus mencatat bahwa keluarga Alcmaeonid yang kaya raya menyuap pendeta Oracle of Delphi atau Phytia, salah satu penguasa mistis terkuat Yunani kuno.

Sejak tahun 1400 SM, orang-orang di seluruh Yunani dan sekitarnya datang untuk menanyakan masalah mereka kepada Pythia, pendeta tinggi Apollo. Keluarga Alcmaeonid menawarkan untuk membangun kembali Kuil Apollo yang hancur akibat gempa bumi dengan ‘marmer Parian’ yang mewah. Sebagai gantinya, Pythia perlu meyakinkan bangsa Sparta untuk membantu keluarga mereka menaklukkan dan menguasai Athena. Karena hal tersebut berhasil, Aristoteles mencatat bahwa dewa pun dapat disuap.

Memasuki abad modern dengan perkembangan ekonomi global yang signifikan, tingkat korupsi pun turut naik.

Sayangnya, sangat sulit untuk mengestimasi besar dan luasnya korupsi secara global. Karena baik penyuap maupun penerima suap memiliki kepentingan pribadi untuk memastikan bahwa kegiatan ini tetap rahasia dan diam-diam.

Korupsi sangat sulit diberantas. Tindakan buruk ini selalu melekat pada sebagian orang dan akan terus menjangkiti masyarakat. Jalan terbaik adalah menjaganya tetap pada kondisi minimal.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini