MATA INDONESIA, JAKARTA-Makin meluasnya penyebaran virus corona tipe baru yang merenggut ribuan nyawa manusia, membuat sejumlah maskapai penerbangan dari penjuru dunia membatalkan penerbangan ke Cina hingga Maret mendatang.
Dari benua Amerika terdapat United Airlines yang pangkalan utamanya di AS membatalkan sejumlah jadwal penerbangan ke Beijing, Shanghai, dan Chengdu mulai 6 Februari hingga 28 Maret 2020. Demikian pula penerbangan ke Hong Kong dibatalkan pada 8-20 Februari.
American Airlines juga membatalkan semua rute penerbangannya ke China hingga 27 Maret, demikian laman Guo Luyun, Rabu pagi. Delta Air Lines dan Air Canada memberhentikan pesawat-pesawatnya yang melayani penumpang bertujuan sejumlah kota di Cina.
Dari Eropa ada British Airways yang menghentikan sementara penerbangannya ke Cina. Virgin Atlantic baru akan terbang dari Bandara Heathrow, London, menuju Shanghai pada 29 Maret kemudian kembali ke London dari Bandara Pudong Shanghai pada 30 Maret.
Sejumlah pesawat milik Lufthansa Group, yakni Lufthansa, Swissair, dan Austrian Airlines tidak menerbangi rute menuju Beijing dan Shanghai hingga 29 Februari. Sedangkan tujuan Nanjing, Shenyang, dan Qingdao hingga 28 Maret.
Air France membatalkan semua penerbangannya ke Wuhan hingga 29 Maret meskipun tidak ada kejelasan sampai kapan Ibu Kota Provinsi Hubei yang dinyatakan sebagai episentrum 2019-nCoV itu dibuka kembali. KLM, Tukrish Airlines, SAS, Finnair, Iberia Airlines, dan Polish Airlines untuk sementara juga menghentikan penerbangannya ke sejumlah kota di Cina hingga akhir Februari atau akhir Maret.
Dari Asia ada Singapore Airlines, Silk Air, Qatar Airways, Emirates, dan Etihad Airways mengistirahatkan armadanya tujuan Cina per 5 Februari. Malaysia Airlines untuk rute Sabah-Shanghai ditangguhkan mulai 18 Februari. Japan Airlines jurusan Narita-Beijing juga batal terbang pada 17 Februari-28 Maret. Demikian halnya dengan ANA yang sama-sama dari Jepang.
Korean Air dari Incheon ke Wuhan batal hingga 27 Maret diikuti pembatalan lainnya dari Busan dan Jeju menuju Huanghshan, Zhangjiajie, Changsha, Kunming, Qingdao, Nanjing, Beijing, Shanghai, Shenzhen, Shenyang, Hefei, Hangzhou, Xiamen, Jinan, Tianjin, Weihai, Xi’an, dan Zhengzhou. Philippine Airlines yang belakangan diperkuat sejumlah armada baru membatalkan semua penerbangan dari Manila ke semua kota besar di Cina, termasuk Makau hingga 29 Februari.
Dari Indonesia ada Lion Air, termasuk Batik Air, membatalkan semua penerbangan dari dan ke Cina. Sebelumnya Kementerian Perhubungan RI juga telah membuat imbauan kepada maskapai di Tanah Air sehingga sejak 5 Februari sudah tidak ada lagi penerbangan ke Cina.
Penerbangan ke Cina dari Afrika yang dilayani Egypt Air, Kenya Airways, Air Morocco, Air Mauritius, Tanzania Airlines, dan Rwanda Airlines juga ditangguhkan. Tidak ketinggalan dengan maskapai-maskapai penerbangan dari Australia, seperti Palau, Air New Zealand, Qantas, Jetstar, Virgin Australia juga membatalkan penerbangannya ke Cina dan Hong Kong.
Air Cina, maskapai penguasa daratan Cina juga membatalkan penerbangannya ke Los Angeles, San Fransisco, New York, dan Washington pada 11 Februari-28 Maret. Demikian pula penerbangan maskapai pelat merah Cina itu untuk tujuan Singapura, Vietnam, Australia, Italia, dan Mongolia turut dibatalkan.
Maskapai BUMN Cina lainnya, Cina Eastern Airlines dan Cina Southern Airlines, menghentikan sementara penerbangan ke kota-kota besar lainnya di Asia, AS, Eropa, dan Timur Tengah. Hainan Airlines milik seorang taipan Cina juga mendapati dampak yang tidak mengenakkan di jalur Shenzhen-Vancouver dan Beijing-Manchester.
Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) sangat menyayangkan pembatalan sejumlah penerbangan global itu karena tidak sejalan dengan kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Beberapa kali Dirjen WHO Tedros menekankan bahwa pembatalan penerbangan itu tidak direkomendasikan. WHO juga tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan perdagangan ke Cina,” kata juru bicara MFA Geng Shuang dalam keterangan tertulis.