Kisah Warga Indonesia Rela Antre Berjam-jam demi Lihat Peti Mati Ratu Eizabeth II

Baca Juga

MATA INDONESIA, EDINBURGH – Sekitar 20 ribu lebih orang rela mengantre untuk melihat peti mati Ratu Elizabeth II. Di antara puluhan ribu orang itu, ada tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut antre.

Panjang antrean mencapai kira-kira 2,5 km. Antrean tampak sepanjang jalan Meadows, di selatan Katedral St Giles tempat peti mati Ratu Elizabeth II disemayamkan. Para pelayat mulai berdatangan ke katedral pada pukul 17.30 pada hari Senin.

Pihak keamanan menawarkan minuman panas dan roti gulung untuk para pelayat yang antre di malam yang dingin. Selain itu disediakan juga toilet dan keran air untuk minum.

Dari puluhan ribu orang yang mengantre, terdapat tiga WNI, yakni Ahmad Zaky, Mutiara Tan, dan Anindya Hapsari. Mereka baru tinggal di Edinburgh untuk melanjutkan studinya.

“Kami percaya bahwa ini adalah momen yang hanya sekali seumur hidup. Kami tidak pernah membayangkan bahwa ini akan terjadi selama kami belajar di Edinburgh,” kata Anindya, dikutip dari BBC, Selasa 13 September 2022.

“Ini adalah hari pertama kami kuliah dan kami langsung menuju ke sini setelah semuanya selesai,” ujarnya.

Untuk bisa melihat peti mati Ratu Elizabeth II, mereka rela mengantre selama lima jam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini