Kebakaran Meningkat di Tengah Musim Kemarau, DLH Gunungkidul Tegaskan Warga Tak Sembrono

Baca Juga

Mata Indonesia, Gunungkidul – Peningkatan kasus kebakaran lahan di Gunungkidul justru meningkat di tengah musim kemarau yang tak kunjung reda. Faktor penyebabnya memang tak jauh dari kesengajaan warga untuk membersihkan lahan-lahan mereka.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang bernomor 5004.1/0342. Surat Edaran ini ditujukan kepada seluruh panewu dan lurah di Gunungkidul. Melalui SE ini, DLH berharap dapat mengurangi frekuensi kebakaran lahan di daerah tersebut.

Hingga saat ini, UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul mencatat sebanyak 69 kebakaran telah terjadi.

Mayoritas kasus kebakaran disebabkan oleh pembakaran lahan, mencapai 24 kasus, diikuti oleh perapian dengan 16 kasus, instalasi listrik dengan 13 kasus, dan tungku api dengan delapan kasus. Selain itu, ada empat kasus yang disebabkan oleh gas elpiji, dua kasus oleh pengapian mobil, satu kasus oleh lilin, dan satu kasus oleh rokok.

Kepala DLH Gunungkidul, Hary Sukmono, menjelaskan bahwa penerbitan SE ini merupakan langkah lanjutan dari Instruksi Presiden No.3/2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.

“Kita juga merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Imendagri) No.1/2023 mengenai Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan. Upaya utama dalam mencegah kebakaran adalah melarang aktivitas pembakaran hutan dan lahan yang sembrono,” kata Hary, Selasa 19 September 2023.

Hary menekankan pentingnya melaporkan segera kebakaran lahan atau hutan yang terjadi dan memperingatkan bahwa pembakaran sembarangan dapat memicu kebakaran yang lebih besar.

“Sebagian besar kasus kebakaran yang kami temui penyebabnya oleh tindakan warga yang disengaja,” terang dia.

Kepala UPT Damkar Kabupaten Gunungkidul, Handoko, mengamati peningkatan kasus kebakaran lahan selama musim kemarau, dengan lima kasus terjadi setiap harinya.

Ia menyoroti fakta bahwa pembakaran lahan tidak hanya terkait dengan kebersihan lahan, tetapi juga dilakukan untuk mengusir serangan monyet ekor panjang di daerah seperti lereng perbukitan Kalurahan Jurangjero, Ngawen.

“Dari kejadian ini kami ajak para pemangku kepentingan di Kalurahan untuk membantu dalam upaya edukasi warga agar terhindar dari tindakan pembakaran lahan yang berpotensi merusak lingkungan dan keamanan,” jelas dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini