Kasus Leptospirosis di Jogja Belum Meningkat, Dua Kabupaten Ini Siap-siap Antisipasi Sebaran

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Kasus leptospirosis masih diwaspadai sebagian masyarakat di DIY. Bukan tanpa alasan, musim hujan saat ini kerap menjadi momen penyebaran virus yang berasal dari tikus ini.

Meski awal Januari belum banyak ditemukan kasus leptospirosis, Pemkab Sleman dan Bantul mewaspadai munculnya kasus tersebut, menyusul ada sekitar 17 kematian di tahun 2023 lalu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati menerangkan hingga masuk ke pertengahan Februari 2024 ini, belum ada peningkatan kasus.

“Kalau di Sleman masih nihil, karena belum ada kasus terjangkit leptospirosis,” terang dia Selasa 13 Februari 2023.

Ia mengatakan meski belum ada temuan, potensi munculnya sebaran kasus tetap diwaspadai. Pasalnya pada tahun 2023 lalu, peningkatan kasus justru muncul menjelang akhir Februari 2023.

Ia mengatakan bahwa di 2023, terdapat 60 warga Sleman mengidap leptospirosis. Dilaporkan sebanyak 6 pasien dinyatakan meninggal dunia.

“Ini yang kami waspadai, terlihat landai, tapi nanti bisa menukik (kasus) tajam,” ujar dia.

Terpisah Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara mengatakan bahwa belum banyak ditemukan kasus leptospirosis. Namun ia menyebutkan bahwa ada indikasi beberapa warga yang mengalami gejala penyakit tersebut.

“Sudah ada beberapa laporan yang masuk, namun indikasinya masih gejala awal,” terang dia.

Laporan kasus leptospirosis pada 2023 di Bantul lebih banyak dibanding Sleman. Tercatat ada 168 kasus dengan jumlah kematian 11 jiwa.

Agus mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan mereka tetap bersih. Namun tak dipungkiri masalah sampah di beberapa depo yang menumpuk ikut memicu perkembangbiakkan tikus.

Ditambah lagi musim hujan di Jogja yang tak menentu akhir-akhir ini.

“Kami harap masyarakat membersihkan salah satunya seperti genangan air di lingkungan sekitar. Selain itu bagi petani yang masih beraktivitas di sawah untuk menggunakan alas kaki untuk menghindari masuknya virus melalui luka kecil,” terang dia.

Ia mengingatkan bahwa beberapa gejala sesorang terjangkit leptospirosis adalah mengalami demam, dilanjutkan mual hingga diare. Pada fisik akan menunjukkan mata merah dan nyeri otot.

“Jika sudah muncul gejala seperti itu, bisa langsung mendatangi fasyankes terdekat untuk pemeriksaan lebih intens,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Tinggal Menunggu Hari, Pengamat Politik Ingatkan 12 Kerawanan Ini

Penyelenggaraan Pilkada serentak pada 27 November mendatang mendapat sambutan positif, terutama dalam hal efisiensi biaya dan penyelarasan pembangunan. Menurut Yance...
- Advertisement -

Baca berita yang ini