Mata Indonesia, Yogyakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis curah hujan yang tinggi akan mengguyur wilayah ini pada dasaraian kedua.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Bantul Aka Luk Luk Firmansyah meminta pengelola objek wisata (obwis) dengan konsep ekowisata harus lebih waspada.
“Lokasi wisata di Bantul seperti di perbukitan dan bantaran sungai memiliki potensi ancaman,” ujarnya Selasa 14 Februari 2023.
Potensi ancaman yang dapat terjadi obwis ekowisata adalah bermacam-macam. Seperti gerakan tanah, tanah longsor, dan erosi di wilayah perbukitan. Sementara bantaran sungai berpotensi terkena limpasan air sungai atau banjir.
“Obwis ekowisata juga memiliki potensi ancaman pohon tumbang ketika ada angin kencang,” ujarnya.
Oleh sebab itu Pusdalops BPBD Bantul sudah terhubung dengan pemerintah desa (Pemdes) serta forum pengurangan risiko bencana (FPRB) untuk memetakan titik potensi bencana.
“Pemdes juga sudah mengaktifkan pos siaga. Sehingga penanganan awal, diarahkan sesuai prinsip ketangguhan, dilakukan oleh masyarakat setempat. Kepala BPBD juga sudah melakukan sosialisasi. Sehingga kondisi semacam ini lebih siap,” katanya.
Pengelola obwis ekowisata juga diharap sudah melakukan persiapan utamanya dalam penyelamatan aset obwis.
“Juga harus sering ronda atau pengecekan. Apakah ada dahan yang sudah rapuh. Karena lokasi itu harus dihindari oleh wisatawan,” ujarnya.
Sementara pengelola Pasar Kebon Empring, Titik Ailuh menyebut sudah mengamankan asetnya yang berada di sungai. Sesaat setelah mendapat kabar debit air di hilir Kali Gawe naik.
“Langsung angkut semua properti yang ada di sungai. Seperti meja dan dipan. Kalau pendopo, di tepi sungai aman,” ucapnya.