MATA INDONESIA, JAKARTA-Pandemi virus corona memaksa Dewan Ulama Palestina untuk menutup kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem untuk jamaah Muslim sepanjang bulan puasa suci Ramadan.
Mengutip Antara, keputusan untuk melarang tarawih di kompleks seluas 35 hektar itu, yang juga dianggap situs suci oleh umat Yahudi dan dikenal sebagai Bukit Suci, merupakan perpanjangan dari kebijakan yang sudah dikeluarkan sejak 23 Maret lalu.
Dalam pernyataan tertulis, dewan ulama menyebut bahwa keputusan tersebut memang menyakitkan namun “sejalan dengan fatwa hukum dan anjuran kesehatan”, dan umat Muslim diminta melaksanakan ibadah di rumah masing-masing selama Ramadan demi keamanan.
Ramadan diketahui, bakal dimulai sekitar 23 April. Biasanya setiap bulan puasa akan banyak puluhan ribu Muslim datang setiap hari ke masjid Al-Aqsa serta ke Dome of the Rock yang bersebelahan, tempat umat Muslim percaya Nabi Muhammad naik ke surga.
“Meski tidak bisa beribadah di Al-Aqsa, dewan menyarankan umat Islam melakukan sholat di rumah mereka selama bulan Ramadan, untuk menjaga keselamatan mereka,” ujar dewan ulama.
Meski tertutup untuk shalat, azan tetap diperdengarkan selama lima waktu sehari. Selain itu mereka yang beraktivitas berdakwah tetap diizinkan masuk.
Kompleks Masjid Al Aqsa merupakan situs yang disucikan dalam ajaran tiga agama, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Ketiganya telah mengambil langkah pencegahan penyebaran virus corona. Misalnya, pada pekan lalu, umat Yahudi di sekitar Yerusalem diminta merayakan Paskah di rumah dan hanya berkumpul dengan keluarga inti.
Padahal biasanya ibadah Paskah dilangsungkan bersama-sama di Tembok Ratapan. Bagi umat Nasrani, peringatan dan ritual Paskah, yang biasanya digelar dengan ramai oleh umat di Gereja Makam Kudus, pada pekan lalu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil rohaniwan gereja yang mengenakan masker.
Sejauh ini, otoritas Israel melaporkan setidaknya 140 kasus kematian akibat virus corona dan hampir 12.600 kasus infeksi virus tersebut. Sementara pasien meninggal dunia dan hampir 300 kasus infeksi tercatat di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina