Heboh, Lagu Anak Balonku Disebut sebagai Propaganda Anti-Islam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sebuah video menghebohkan warganet, dimana menampilkan seorang Ustad Zainal Abidin yang menyebut lagu anak-anak sebagai propaganda anti-Islam. Akun @rumailabbas membagikan potongan video itu dan kini telah disebar oleh ribuan warganet di Twitter.

Potongan video di atas berasal dari siaran berjudul Prioritas Tauhid yang disiarkan oleh Ashiiil TV di YouTube, dua tahun yang lalu.

Dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, ustadz Zainal yang tampil sebagai penceramah awalnya mengatakan teori evolusi Charles Darwin itu salah namun dibiarkan menjadi suatu ideologi guna menjatuhkan Islam.

Tak sampai disana, dirinya langsung menyoroti situasi di tanah air dengan mengambil contoh lagu anak-anak. “Anak-anak kecil sejak umur TK saja sudah dilatih untuk membenci Islam,” katanya. Ia kemudian mulai menyanyikan lagu Balonku Ada Lima yang diciptakan oleh Pak Kasur dan digubah oleh A.T. Mahmud.

Ia pun mulai mengartikan lirik dalam lagu itu yang menyebut balon berwarna hijau meletus. Menurutnya hal itu merujuk pada agama Islam yang identik dengan warna hijau. Lirik selanjutnya yang berbunyi “hatiku sangat kacau” ditafsirnya merujuk pada agama Islam yang “bikin kacau saja”.

Tak hanya itu, dirinya lalu menyoroti lagu Naik Naik ke Puncak Gunung karya Ibu Sud yang disebutnya telah secara terang-terang membenarkan agama Kristen. Ia pun menyanyikan sepenggalan lirik lagu tersebut, sambil memperagakan tanda salib.

“Naik-naik, ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali, Kiri-kanan kulihat saja, banyak pohon cemara.” Menurutnya, lirik lagu itu mengandung pesan ‘kayu salib’ secara tersirat.

Ia juga mengkritisi pemilihan pohon cemara dalam lirik lagu itu, karena menurutnya lebih identik pada pohon Natal melainkan pohon-pohon di Indonesia pada umumnya.

Melihat video tersebut, banyak warganet yang merespon dan tidak setuju dengan pernyataan sang ustadz. Sejumlah warganet juga memilih untuk meninggalkan komentar sindiran.

1 KOMENTAR

  1. Kasian sama pencipta lagunya, mungkin saat mencipta lagu tersebut tidak ada niat menghubungkan dengan agama….pure untuk dunia anak dan sudah dinikmati jutaan anak di Indonesia.
    Bahkan mungkin juga anak2nya ustad atau ponakan2 ustad sering menyanyikan lagu ini..

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini