Hati-hati, Air Sungai di Jogja Tercemar Logam Berat, Ini Penyebabnya

Baca Juga

Mata Indonesia, Sleman – Studi yang dilakukan oleh Lintang Nur Fadlillah, seorang pengajar dan akademisi di Departemen Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan bahwa Sungai Code mengalami pencemaran yang signifikan oleh logam berat dan antibiotik. Tingkat kandungan yang tinggi dari senyawa-senyawa ini diyakini terjadi karena kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang belum optimal di Kota Pelajar.

Anna Rina Herbranti, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyoroti bahwa IPAL Sewon, yang menerima limbah domestik dari Kota Jogja serta sebagian wilayah Sleman dan Bantul, masih memiliki kapasitas yang cukup besar.

Data menunjukkan bahwa pada tahun sebelumnya, jumlah koneksi rumah tangga (SR) yang terhubung ke IPAL Sewon baru mencapai 27.205 SR dari total kapasitasnya yang mencapai 75.000 SR per tahun.

“Pelayanan IPAL Sewon mencakup hampir seluruh wilayah Kota Jogja, empat kapanewon di Sleman (Mlati, Depok, Gamping, dan Ngaglik), serta tiga kapanewon di Bantul (Kasihan, Sewon, dan Banguntapan). Jadi belum sesuai target,” kata dia, Rabu 27 Maret 2024.

Secara spesifik, jumlah koneksi ke IPAL Sewon dari setiap kabupaten dan kota adalah sebagai berikut: Kota Jogja (19.831 SR), Kabupaten Sleman (3.870 SR), dan Kabupaten Bantul (3.504 SR), dengan total populasi yang terlayani mencapai 136.025 jiwa.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Epiphana Kristiyani mengatakan pihaknya rutin melakukan pengecekan air sungai sebanyak 3 kali dalam setahun.

Terdapat 60 titik dari air sungai yang diambil. Hasilnya memang tak jauh berbeda dari hasil penelitan yang dilakukan akademisi tersebut. Sejumlah kandungan zat yang perlu diwaspadai banyak ditemukan.

“Jadi yang tinggi pertama adalah (bakteri) E-Coli. Kedua fosfat dan klorin. Tak hanya E-Colo saja, tapi totalnya Coli ini yang tinggi,” ujar Epiphana.

Maka dari itu, operasional dari IPAL Komunal dan pembuangan limbah rumah tangga dan usaha yang perlu diperhatikan betul. Memang IPAL sendiri sudah dimaksimalkan namun belum optimal.

Ia mengaku bahwa masih ada limbah usaha yang masuk ke IPAL Komunal khusus rumah tangga yang akhirnya melebihi kapasitas.

“Kami hanya bisa mengingatkan saja agar daerah-daerah yang memiliki IPAL Komunal secara disiplin hanya memasukkan limbah rumah tangga saja,” ujar dia.

Solusi sementara, Kabupaten Sleman mengingatkan untuk limbah usaha agar membuat limbah usahanya sendiri. Memang hal itu membutuhkan biaya lebih, meski begitu, Pemkab serta Pemda mendorong agar setiap pengusaha menyiapkan dan berkoodinasi terhadap limbah yang dihasilkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini