MATA INDONESIA, NEW YORK – Harga minyak dunia naik mendekati harga tertinggi pada akhir perdagangan Sabtu pagi 23 Oktober 2021.
Sentimen pasar karena rendahnya pasokan terhambat oleh kekhawatiran para pemimpin dunia, akibat pandemi covid-19 yang belum berakhir.
Mengutip dari Kantor Berita Antara, Sabtu, 23 Oktober 2021, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 92 sen atau 1,1 persen, menjadi USD 85,53 per barel. Kontrak acuan global yang menyentuh level tertinggi tiga tahun di USD86,10 menguat 1,0 persen dalam seminggu.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember naik USD 1,26 atau 1,5 persen menjadi USD 83,76 per barel, tidak jauh dari level tertinggi tujuh tahun selama minggu ini. Kontrak WTI melonjak 1,7 persen pada minggu ini dan naik untuk minggu kesembilan berturut-turut.
Harga minyak juga terpicu kekhawatiran kekurangan batu bara dan gas di Tiongkok, India, dan Eropa. Dan hal ini mendorong beberapa pembangkit listrik untuk beralih dari gas ke bahan bakar minyak dan solar.
Menurut perkiraan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), cuaca musim dingin di sebagian besar Amerika Serikat juga mempengaruhi pasar, apalagi kondisinya sekarang sudah lebih hangat.
Minyak mentah AS mendapat dukungan karena investor mengamati stok minyak mentah yang rendah di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma.
Data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu pekan ini menunjukkan stok minyak mentah di Cushing turun menjadi 31,2 juta barel, level terendah sejak Oktober 2018.
“Permintaan bensin Amerika tampaknya mengalami periode luar biasa,” kata analis PVM dalam sebuah catatan, menunjuk pada permintaan tertinggi sepanjang tahun ini sejak 2007.
“Pasokan masih sangat, sangat ketat, pasar hanya berhati-hati terkait kemungkinan peningkatan kasus covid-19 di Rusia, Tiongkok, dan sekarang Jerman,” kata analis senior di Price Futures Group di Chicago, Phil Flynn.