Dua Wartawan Jadi Korban Kekerasan Oleh Oknum ASN Karawang

Baca Juga

MATA INDONESIA, KARAWANG-Dua wartawan media lokal Karawang menjadi korban tindakan kekerasan dan penganiayaan oleh beberapa oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.

Dari hasil wawancara, Gusti Sevta Gumilar dan Zaenal Mustofa yang menjadi korban mengisahkan kronologis kejadian kekerasan yang menimpanya.

Gusti Gumilar atau lebih dikenal dengan panggilan Junot menuturkan, bahwa sekira pukul 00.00 WIB, pada Minggu (18/9/2022), selepas launching tim Persika 1951 dirinya dibawa masuk ke dalam ruangan bekas kantor PSSI Karawang di Stadion Singaperbangsa.

“Saya dibawa ke ruangan yang dulu bekas kantor PSSI Karawang, di Stadion Singaperbangsa, ruangan ditutup dan tidak boleh ada yang masuk selain orang orang dia. Untuk komunikasi terbatas bahkan sampai sekarang gak tau dimana karena Hp saya diambil,” terang Junot saat dihubungi melalui telepon selular, pada Rabu (21/9/2022).

Lanjut Junot, saat di ruangan tersebut ia ditanya mengenai keberadaan sahabat nya Zaenal Mustofa.

“Saya diberi waktu satu jam untuk bisa membawa Zaenal Mustofa,” ucapnya.

Sekira pukul 01.00 WIB Zaenal memberi tahu keberadaannya dengan share lokasi. Kemudian ia dibawa dengan menggunakan mobil ke rumah Zaenal. Setibanya di rumah Zaenal dijemput paksa, bahkan tanpa menggunakan baju hanya menggunakan celana pendek, Zaenal langsung dimasukkan kedalam mobil.

“Saya mendapatkan pukulan dari kalangan suporter, ajudan pejabat berinisial R dan dari oknum pejabat A,” sebutnya.

“Oknum pejabat berinisial A, notor (memaksa minum, red) saya dengan minuman keras dan air kencing. Dia juga melakukan pemukulan dan penyikutan di kepala. Kemaluan saya juga ditendang oknum ajudan,” sambungnya.

Sementara itu, Junot memperkirakan ada sebanyak 4 atau 5 orang yang melakukan penganiayaan terhadapnya.

Masih menurut Junot, penganiayaan diterimanya dari malam hari sampai pagi. Dirinya tidak sadarkan diri sekira pukul 05.00 dan baru sadarkan diri pukul 11.00 WIB

“Saya bisa pulang karena dijemput oleh saudara saya. Saya diamankan dan tidak diizinkan pulang dulu,” terangnya.

Sementara itu, kepolisian resort (Polres) Karawang membenarkan adanya pelaporan oleh kedua wartawan tersebut.

“Kami telah menerima laporannya, dan kami akan dalami dan tangani sesuai prosedur hukum yang berlaku,” kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono saat ditemui di Mapolres Karawang.

Reporter: Yuda Febrian Silitonga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini