MINEWS, JAKARTA -Â Kemunculan gerakan cross-hijaber telah membuat masyarakat resah. Gerakan yang kabarnya telah memasuki rumah ibadah tersebut membuat sejumlah masjid di Surabaya dijaga ketat dengan sejumlah personel keamanan yang bersiaga.
Cross-hijaber pertama kali muncul di media sosial. Gerakan ini dilakukan beberapa orang lelaki yang mengenakan hijab atau cadar, sehingga penampilannya menipu banyak orang.
Saat ini, di Surabaya, dua masjid milik pemerintah telah ditingkatkan penjagaannya untuk mengantisipasi gerakan ‘sesat’ tersebut. Sejumlah personel wanita dari Satpol PP dan BPB-Linmas ditugaskan berjaga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB-Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya melakukan penjagaan di tempat wudhu dan salat untuk mengantisipasi teror cross-hijaber agar tak mengganggu aktivitas ibadah ibu-ibu.
“Kalau laporan dari masyarakat memang belum ada. Kami mengantisipasi saja sesuai instruksi dari Wali Kota Surabaya agar memantau masjid yang ada di Pemerintah Kota sejak pukul 11.00 Wib atau sebelum Zhuhur hingga Shalat Isya berakhir dengan menempatkan personel wanita,” ujarnya.
Menurutnya, dengan penempatan personel wanita dapat masuk ke shaf para jamaah wanita. Jika ada yang mengganggu, maka mereka berhak melakukan prosedur yang telah ditetapkan.