Bukan Covid-19, Ternyata Ini Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sebuah laporan lingkungan PBB menyatakan bahwa bukan virus covid-19 yang menyebabkan kematian terbanyak secara global, namun polusi.

Laporan itu, seperti dikutip dari DW Indonesia, Rabu 23 Februari 2022, mengatakan polusi dari pestisida, plastik dan limbah elektronik menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia dan setidaknya sembilan juta kematian dini per tahun, dan bahwa masalah ini sebagian besar diabaikan.

Sementara, pandemi Virus Corona telah menyebabkan hampir 5,9 juta kematian, menurut agregator data Worldometer.

“Pendekatan saat ini untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh polusi dan zat beracun jelas gagal, yang mengakibatkan pelanggaran luas terhadap hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tulis Pelapor Khusus PBB David Boyd.

“Saya pikir kami memiliki kewajiban etis dan secara hukum untuk berbuat lebih baik kepada orang-orang ini,” katanya kepada Reuters.

Laporan itu mendesak larangan polifluoroalkil dan perfluoroalkil, zat buatan manusia yang digunakan dalam produk rumah tangga seperti peralatan masak antilengket yang telah dikaitkan dengan kanker dan dijuluki “bahan kimia selamanya” karena tidak mudah terdegradasi.

Laporan juga menyerukan pembersihan daerah yang tercemar dan, dalam kasus ekstrem, kemungkinan relokasi masyarakat yang terkena dampak dari apa yang disebut “zona pengorbanan”. Banyak dari masyarakat tersebut adalah warga miskin, terpinggirkan dan pribumi.

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet menyebut ancaman lingkungan sebagai tantangan hak asasi global terbesar, dan semakin banyak kasus keadilan iklim dan lingkungan yang menuntut keadilan HAM berhasil dengan sukses.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini