Bismillah, Ini Doa untuk Berlindung dari Segala Penyakit, Termasuk Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Penyakit bisa datang kapan saja. Apalagi di musim hujan seperti akhir-akhir ini. Bila tak menjaga kesehatan, tubuh rentan terserang aneka penyakit. Seperti flu, batuk, sakit kepala, demam atau virus corona dari Cina yang ‘meneror dunia’.

Untuk mencegahnya, tidak hanya berobat ke rumah sakit dan melakukan bersih-bersih diri. Namun, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan doa untuk berlindung dari segala penyakit. Sebab sudah menjadi sunnatullah, semua manusia pasti pernah merasakan dan rentan terkena penyakit, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 4 dalam hadits nomor 1484 diriwayatkan dari Anas RA, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah membaca doa berlindung dari segala penyakit. Ada pun doanya adalah sebagai berikut:

“Wa an annas radhiyallahu anhu an nabiya shallahu allahi wasallam kana yaqulu, Allahumma innii a’uudzu Bika Minal Baroshi wal Junuuni wal Judzaami wa min Sayyi-il Asqoom”.

Artinya: Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Muhammad shallahu allahi wasallam mengucapkan doa: Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang (kulit), gila, lepra, dan dari keburukan segala macam penyakit.

Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud (1554) dan an-Nasa-i (VIII/270) melalui dua jalur, dari Qatadah dan Anas RA. Masih dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 4 halaman 474, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merasa perlu berlindung kepada Allah SWT dari penyakit parah sebab khawatir tak mampu menahan kesabaran. Walhasil kemudian karena tak sabar, kita terperangkap dalamkegelisahan menanggungnya, sehingga berakibat hilangnya pahala kebaikan.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini