Mata Indonesia, Kulon Progo – Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini berdampak signifikan terhadap aktivitas nelayan di Kabupaten Kulon Progo.
Gelombang laut tinggi membuat para nelayan tidak bisa melaut seperti biasa dan menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan secara drastis.
Salah satu nelayan Pantai Bugel, Kapanewon Panjatan, Nuryanto, mengungkapkan bahwa hasil tangkapan ikan bulan ini menurun hingga 90 persen.
Ia menyebutkan, gelombang tinggi membuat ikan sulit ditemukan di perairan.
“Biasanya satu jam menebar jaring sudah dapat banyak ikan, sekarang hasilnya jauh berkurang meskipun waktu melaut lebih lama,” ujarnya dikutip Minggu 12 Oktober 2025.
Selain hasil tangkapan menurun, kondisi cuaca yang sulit diprediksi juga membuat para nelayan enggan melaut karena faktor keselamatan.
Banyak dari mereka akhirnya memilih beristirahat sementara dan beralih ke pekerjaan lain seperti bertani untuk tetap memperoleh penghasilan.
“Kalau tidak melaut, kami fokus bertani supaya tetap ada pemasukan,” tambah Nuryanto yang juga menjadi Pengelola Konservasi Penyu Bugel.
Di kawasan Pantai Bugel sendiri terdapat lebih dari 50 nelayan aktif.
Sebagian besar di antaranya juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Hal serupa juga disampaikan oleh Warso Suwito, mantan nelayan asal Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon.
Ia mengatakan sebagian nelayan di wilayahnya memilih berhenti sementara, namun ada pula yang tetap melaut karena itu menjadi satu-satunya sumber penghasilan.
“Kalau gelombang tinggi tapi masih memungkinkan, ada yang tetap nekat berangkat ke laut,” jelas Warso.
Warso menambahkan, kondisi cuaca saat ini sulit diprediksi.
Padahal biasanya di bulan ini gelombang laut sudah mulai tenang, namun kenyataannya masih cukup tinggi.
Akibatnya, hasil tangkapan nelayan Jangkaran juga ikut menurun.
Meski demikian, harga ikan tangkapan nelayan masih stabil karena permintaan pasar tetap tinggi.
Jenis ikan yang paling banyak diburu nelayan antara lain bawal putih dan lobster.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, menjelaskan bahwa gelombang laut tinggi disebabkan oleh cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir.
Salah satu faktor utamanya adalah peningkatan suhu permukaan laut yang kini mencapai 32 derajat Celsius, lebih tinggi dari kondisi normal sekitar 24 derajat Celsius.
“Suhu muka laut yang meningkat memicu penguapan lebih cepat dan berdampak pada munculnya cuaca ekstrem, termasuk peningkatan tinggi gelombang,” jelas Warjono.
