Yuk Kenali! Ini Jenis Pohon yang Hampir Punah!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di Indonesia terdapat jenis pohon langka dan terancam punah. Hal ini terjadi akibat kurangnya menjaga serta merawatnya dengan baik.

Kekayaan alam ini merupakan warisan yang harus dilestarikan dan jaga dengan baik. Penyebab pohon langka dan hampir punah.

Pertama, terjadinya penebangan liar dan kerusakan hutan. Kedua, hutan dialih fungsi sebagai permukiman penduduk. Ketiga, membudidayakan pohon tak secara baik,dan mengambilnya secara berlebihan.

Jenis pohon yang langka dan hampir punah terbagi menjadi 3 golangan. Mengutip dari LIPI, “Prioritas I merupakan kategori kritis yang menuntut untuk segera dilakukan konservasi. Prioritas II termasuk jenis pohon yang mendesak untuk dilakukan konservasi.

Kategori spesies ini memiliki tingkat keterancaman tinggi serta ancaman kepunahan yang terus berlangsung. Prioritas III termasuk jenis pohon yang perlu aksi konservasi dengan sebaran pohon endemik yang cukup luas, tetapi punya tingkat keterancaman tinggi.”

Berikut daftar pohon langka di Indonesia. Simaklah di bawah ini!

1. Dipterocarpus Littoralis

Nama lainnya adalah pelahlar. Pohon ini termasuk ke dalam kategori prioritas 1 (kritis). Jenis ini dapat dijumpai di daerah dengan kemiringan 0°-40° serta ketinggian 10–108 m.

Plahar adalah spesies yang tumbuh alami di Pulau Nusakambangan. Kayu pohon ini dijadikan perahu dan bahan bangunan. Kualitas kayunya yang kuat, lurus, dan awet.

Oleh karena itu, jenis pohon ini digemari oleh penebang liar. Dipterocarpus Littoralis dapat hidup di daerah lereng, pinggiran aliran air, tanah kapuran dan dataran rendah.

2. Dipterocarpus Cinereus

Dipterocarpus Cinereus merupakan anggota marga Keruing (Dipterocarpus) yang memiliki daun kecil. Jenis pohon ini dapat ditemui di Pulai Mursala, Sumatera Utara.

Dipterocarpus Cinereus memiliki sebutan lain yaitu lagan bras. Pohon ini dikategorikan kritis. Lagan bras memiliki diameter 100 cm dan tingginya 50 cm.

Pohon ini terancam punah akibat adanya penebangan liar. Lalu jenis kayunya hanya dapat dijadikan bahan bangun saja.

3. Shorea Javanica

Shorea javanica merupakan penghasil produksi kayu yang baik. Jenis ini asli dari Indonesia yang dapat ditemukan di Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Sumatera.

Nama lain dari Shorea javanica adalah damar mata kucing. Damar mata kucing memiliki ukuran besar, tingginya 40-50 m serta diameternya 150 cm.

Melansir dari Wikipedia, “Resin ini digunakan dalam industri cat, vernis, linoleum, juga dalam industri farmasi, kosmetika, serta bahan aditif pangan. Secara tradisional, damar dipakai untuk penerangan (lampu damar), memakal perahu dan keranjang, dan mewarnai batik.

Damar mata kucing merupakan resin beku berbentuk bongkahan, yang bening transparan, tak berwarna atau sedikit kekuningan.”

4. Eusideroxylon Zwageri

Sebutan lain eusideroxylon zwageri yaitu ulin. Pohon ini dapat hidup di dataran rendah, bukti serta lereng. Eusideroxylon zwageri terdapat di daerah Sumatera bagian selatan, Kalimantan, dan Bangka Belitung.

Ulin ini berukuran besar dengan ketinggan 50 meter serta diameternya mecapai 200 cm. Kayu ulin sangat kuat dan awet. Biasanya, digunakan sebagai pondasi bangunan yang memiliki lahan basah, lalu atap rumah serta kusen.

Selain itu, masyarakat Sumatra dan Kalimantan yang memiliki kebudayaan rumah panggung, untuk membuat pondasinya biasanya menggunakan kayu ulin. Karena kayu ulin memiliki tektur yang kuat dan awet jika di dalam air.

5. Durio Oxleyanus

Durio oxleyanus disebut dengan durian daun atau kerantongan. Ciri dari pohon ini memiliki tinggi hingga 45 cm, ukurannya besar dan diameternya 100 cm. Pohon ini tumbuh di daerah Sumatera dan Kalimantan.

Jenis ini tumbuh liar disekitar hutan dan dimanfaatkan sebagai mata pencaharian penduduk sekitarnya. Buah dari kerantong ini dapat disantap layaknya durian asli.

Reporter: Azizah Putri Octavina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini