MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyebab TBC atau Tuberkulosis disebabkan masuknya bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) ke tubuh melalui pernapasan. Bakteri ini pun bisa ditularkan oleh orang yang terinfeksi TB paru (paru-paru) yang melepaskan Mtb ke udara melalui batuk, bersin, atau meludah.
Dokter membuat perbedaan antara dua jenis infeksi TBC yaitu laten dan aktif. Dalam beberapa kasus, bakteri yang menginfeksi tubuh orang tidak menimbulkan gejala apapun, hal ini termasuk TB laten atau dikenal sebagai TB aktif. Sepertiga populasi dunia diyakini memiliki TB laten.
10 persen TB laten kemungkinan menjadi aktif apabila sistem kekebalannya terganggu khususnya bagi orang yang hidup dengan HIV atau kekurangan gizi atau orang yang merokok. Maka, penyebab TBC sebenarnya bisa dihindari dengan menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya dengan memprioritaskan berada pada udara segar dan sinar matahari.
Meski demikian sudah sepatutnya mengetahui penyebabnya sejak dini untuk mengantisipasinya. Pertama yaitu sistem kekebalan tubuh melemah. Hal ini memperlihatkan pertahanan tidak efektif untuk menangkal bakteri TBC. Beberapa faktor penyebab TBC yang diakibatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah adalah HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal berat serta kanker tertentu.
Kedua, menurut MayoClinic, risiko tertular TBC tinggi bagi orang yang tinggal atau pergi ke daerah yang memiliki tingkat TBC yang tinggi. Mengingat, penyakit ini dominan menyerang orang dewasa muda, dan orang yang tinggal di negara berkembang.
Selain itu, tanda-tanda yang diperlihatkan meliputi batuk lebih dari tiga minggu, batuk darah, nyeri dada, penurunan berat badan, kelelahan, demam, keringat malam dan nafsu makan yang menurun.
Maka, untuk mencegah tertular atau terserang TBC sebaiknya melakukan beberapa langkah seperti mewaspadai orang yang berisiko terkena TBC seperti pecandu narkoba, orang yang tinggal di pemukiman padat hingga orang yang sering kontak dengan penderita TBC.
Selain itu, penting untuk mengenali gejala TBC sejak dini. Intinya jika merasakan gejala yang mirip maka sebaiknya memeriksakan diri ke dokter sehingga bisa mendapatkan penanganan dengan tepat. Satu hal yang lagi yang penting adalah untuk melakukan tes agar bisa didiagnosis secara dini. Tes yang dimaksud adalah tes dahak, tes kulit tuberculin, dan tes rontgen paru.