MATA INDONESIA, JAKARTA – Mengutip dari The Independent terdapat temuan studi bahwa terdapat 129 miliar masker wajah setiap bulan di seluruh dunia yang digunakan oleh manusia. Bila estimasi satu bulan itu 31 hari, maka penggunaan rata-rata masker sekali pakai sekitar 2,8 juta masker per menit.
Para peneliti melihat ini sebagai ancaman karena volume limbah masker dengan komposisi plastiknya, bisa berdampak pada lingkungan. Mereka menekankan supaya ada tindakan pencegahan untuk menghindari permasalahan yang lebih parah.
Jika tidak dibuang untuk didaur ulang layaknya sampah plastik lainnya, maka masker sekali pakai bisa berakhir menjadi sampah di sistem air tawar dan lautan. Pelapukan yang menghasilkan sejumlah besar partikel berukuran mikro (lebih kecil dari 5 mm) dalam hitungan minggu dan fragmen lebih lanjut menjadi nanoplastik (lebih kecil dari 1 mikrometer).
Ahli toksik dari Universitas Denmark Selatan, Elvis Genbo Xu menegaskan bahwa penumpukan masker sekali pakai bisa melepaskan zat kimia dan biologi berbahaya seperti bisphenol A, logam berat serta mikro-organisme pathogen.
Kandungan inilah yang bisa berdampak negatif bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Para peneliti mendorong supaya pihak berwenang di setiap negara untuk menyiapkan tempat sampah khusus masker, untuk pengumpulan, pembuangan, sekaligus mengurangi dampak limbah masker.
Selain itu, salah satu solusinya yaitu dengan menerapkan penggunaan masker yang dapat digunakan kembali dan mengembangkan masker sekali pakai yang bisa terurai secara hayati.