MATA INDONESIA, JAKARTA – Terdapat gambaran paling akurat tentang biaya kepemilikan rumah di satelit alami Bumi. Berdasarkan BGR, sejumlah pakar keuangan dunia telah melihat hampir aspek kepemilikan properti di Bulan, mulai dari tata letak rumah hingga biaya energi, makanan, dan kebutuhan lainnya.
Ternyata tidak seperti di Bumi, tinggal di Bulan akan membutuhkan biaya yang mahal. Mengingat banyak hal yang harus disiapkan agar manusia bisa tinggal di sana, misalnya untuk membangun rumah yang dapat beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrem dan lingkungan tanpa gravitasi.
Berdasarkan perhitungan, setiap orang membutuhkan biaya sekitar US$62 juta atau Rp 894 miliar untuk membangun satu unit rumah di Bulan. Dengan uang muka 10 persen, hipotek Bulan akan dikenakan biaya sekitar US$326 ribu per bulan atau Rp 4,7 miliar selama 25 tahun.
Rumah kedua dan selanjutnya menelan biaya yang sangat sedikit, sekitar US$52 juta atau Rp 750 miliar karena kontraktor sudah memperoleh pengetahuan dan sistem yang tepat untuk mewujudkan rumah dari yang pertama.
Berdasarkan Money, Bulan juga menawarkan berbagai lokasi untuk dipilih. Setiap lokasi memiliki keunikan tersendiri, mulai dari danau yang tenang hingga medan penggunungan.
Biaya perizinan tanah dapat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung daerah tersebut. Satu hektar tanah di lokasi Bulan yang paling dicari yaitu ‘Laut Hujan’ akan dikenakan biaya US$131 atau Rp 1,8 juta. Sementara lisensi di ’Laut Uap’ hanya akan menelan biaya sekitar US$18,8 atau Rp 260 ribu.
Sementara itu, menghasilkan energi sangat penting saat hidup dalam kondisi ekstrem di Bulan. Maka calon warga harus mempertimbangkan beberapa opsi alternatif. Cara paling efisien untuk menghasilkan listrik di Bulan adalah dengan membeli reactor nuklir kecil seharga US$1,3 miliar atau Rp 18,7 triliun.
Sebagai alternatif, bisa berinvestasi pada 34 panel surya yang akan menghasilkan listrik yang cukup untuk menjalankan satu rumah dan hanya membutuhkan biaya US$23.500 atau Rp 339 juta.