Waspadalah! 3 Virus Ini akan Mewabah Apabila Es di Kutub Mencair  

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA - Virus baru bernama novel coronavirus (2019-nCov)  telah menelan banyak korban sejak pertama kali muncul pada bulan Desember 2019. Meski demikian, tak menutup kemungkinan virus kuno yang membeku selama ribuan tahun pun dapat terlepas ke lingkungan karena mencairnya es di kutub akibat pemanasan global.

Lalu bakteri dan virus apa saja yang bakal hidup kembali apabila es di kutub mencair?

1. Antraks

Pada Agustus 2016, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal akibat terinfeksi antraks. Setidaknya terdapat pula 20 orang dirawat di rumah sakit setelah terserang penyakit yang sama. Peristiwa ini terjadi di sebuah sudut terpencil tundra Siberia yang disebut Semenanjung Yamal di Lingkaran Arktik.

Penyakit tersebut sebenarnya sudah ada sejak 75 tahun sebelum penularan terjadi antar manusia. Objek pertama yang diserang saat itu adalah seekor rusa kutub. Rusa tersebut kemudian mati dan bangkainya membeku di dalam lapisan es yang kemudian dikenal sebagai permafrost.

Hingga suatu ketika gelombang panas datang di musim panas tahun 2016. Gelombang ini pun menyebabkan lapisan es mencair, kemudian melepaskan antraks ke air dan tanah di dekatnya. Virus antraks ini pun akhirnya masuk ke dalam persediaan makanan warga.

Akibatnya, lebih dari 2.000 rusa penggembalaan di dekatnya terinfeksi dan sejumlah kecil manusia turut terjangkit.

2. Virus Flu Spanyol

Pada bulan Maret 1918 sampai Juni 1920 terjadi peristiwa menggemparkan di Spanyol. Sebuah penyakit yang disebabkan oleh Virus Influenza Tipe A subtipe H1N1 mewabah di negara tersebut dan menelan korban jiwa mencapai 50-100 juta orang. Virus ini kemudian menyebar hingga ke Arktik dan kepulauan Pasifik.

Pada tahun 1918, para ilmuan menemukan fragmen RNA dari virus flu Spanyol pada mayat di kuburan massal, tundra Alaska. Mayat tersebut terkubur di lapisan es selama bertahun-tahun lamanya, dan bisa saja virus yang melekat pada dirinya kemudian terlepas ke lingkungan sekitar apabila es tersebut mencair akibat pemanasan global.

3. Mollivirus Sibericum

Sekelompok peneliti dari Siberia menemukan Mollivirus Sibericum, sebuah virus raksasa berusia 30.000 tahun, terperangkap dalam es Arktik pada tahun 2015. Mereka membawa virus tersebut ke laboratorium dan menemukan bahwa Mollivirus Sibericum dapat menginfeksi amoeba.

Virus ini dianggap lebih berbahaya daripada HIV karena memiliki spesimen genetik yang jauh lebih besar.  Sebagai pembanding, Mollivirus Sibericum memiliki 1200 spesimen genetik sedangkan HIV hanya memiliki sembilan spesimen genetik.

Meskipun saat ini virus raksasa kuno tersebut berada jauh dari populasi manusia, beberapa ilmuwan memprediksi bahwa pemanasan global dapat melelehkan es Arktik dan membangkitkan virus itu kembali. (Marizke/R)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini