Wajib Tahu! Ciuman Bibir Berisiko Tularkan Virus HIV/AIDS

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hampir setiap orang pernah melakukan ciuman. Namun, tahukah kamu ternyata ciuman panas yang popular dengan istilah French Kiss atau ciuman bibir bisa jadi media untuk penularan virus HIV/AIDS.

Dokter spesialis kulit dan kelamin Hanny Nilasari mengatakan tak seperti ciuman yang hanya mempertemukan bibir dengan bibir, French Kiss merupakan ciuman yang dapat melibatkan antar mukosa atau lapisan kulit bagian dalam mulut.

“Ciuman yang hanya pertemuan bibir, daya tular ada nol koma nol nol sekian persen. Sedangkan French Kiss, mukosa bertemu mukosa, penularan lebih tinggi jadi nol koma sekian,” katanya.

HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penularan tidak melalui udara atau kontak fisik biasa, melainkan melalui hubungan seksual, kontak membran mukosa, transfusi darah, kehamilan (dari ibu dengan HIV/AIDS ke bayi), serta jarum suntik.

Namun, hingga kini HIV/AIDS masih jadi penyakit yang sarat akan stigma. Mitos yang keliru kerap berujung pada rasa enggan untuk berinteraksi dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) karena takut tertular.

Riset terbaru yang dilakukan Reckitt Beckinser melalui Durex menemukan bahwa 3 dari 10 remaja masih berpikir bahwa melakukan aktivitas sehari-hari bersama ODHA bisa tertular HIV/AIDS. Padahal, interaksi biasa, seperti ‘ngobrol’ atau salaman tak akan menularkan virus.

Sebanyak 55 persen remaja juga berpikir kalau HIV bisa tertular melalui ciuman. Padahal, Hanny menegaskan bahwa ciuman yang hanya mempertemukan bibir dengan bibir atau sentuhan kulit luar tak akan menularkan HIV/AIDS, Kecuali jenis ciuman French Kiss.

Riset online melibatkan 1.500 responden dari Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Yogyakarta. Riset itu mendapatkan semua kategori responden pernah mendengar tentang penyakit menular seksual (PMS). Namun, pengetahuan dan pemahaman tentang PMS baru sebatas HIV/AIDS. Padahal ada deret PMS lain yang tak kalah mengkhawatirkan antara lain, gonore, sipilis, juga herpes.

Hanny berharap edukasi tentang kesehatan reproduksi terus berlanjut dan berkesinambungan. Kini, lanjut dia, adalah era prevensi atau pencegahan bukan era pengobatan.

 

Berita Terbaru

Jaga Demokrasi Pilkada Papua, Pemerintah Antisipasi Gangguan OPM

PAPUA — Pemerintah dan aparat keamanan berkomitmen kuat untuk menjaga keamanan dan stabilitas demi kelancaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini