Vitamin D3 Penting untuk Pasien Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam sebuah studi disebutkan, status Vitamin D punya kaitan erat dengan mortalitas pasien Covid-19. Artinya, vitamin ini cukup punya peran penting.

Berbagai literatur menyebutkan bahwa vitamin D3 adalah bentuk paling alami dari vitamin D. Perlu diketahui bahwa secara kimiawi, bentuk aktif dari vitamin D ada dua, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol).

Vitamin D3 punya peran sangat penting dalam mengatur kadar kalsium di dalam tubuh, serta menjaga kekuatan tulang dan gigi. Vitamin ini dapat terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung, serta pada beberapa makanan hewani, seperti ikan laut, telur, susu dan olahannya, hati sapi, dan sereal yang diperkaya vitamin D3.

Selain menjaga kesehatan tulang dan gigi, vitamin D3 juga memiliki peran dalam pencegahan dan terapi berbagai penyakit infeksi respiratorik, seperti tuberkulosis paru dan influenza. Hal ini dikemukakan dalam jurnal Clinical and Experimental Immunology pada 2009.

Dalam meta analisis tersebut, dijelaskan bahwa rendahnya kadar vitamin D3 dalam tubuh, berhubungan dengan kerentanan terhadap infeksi tuberkulosis paru yang aktif, dengan tingkat keparahan yang lebih berat.

Dikutip dari Halodoc, meski belum ada penelitian tentang efek vitamin D secara spesifik terhadap virus corona, berbagai studi telah menunjukkan hubungan antara status vitamin D dan luaran klinis, dengan mortalitas (kematian) akibat COVID-19.

Salah satunya adalah studi kohort retrospektif di Indonesia yang dilakukan oleh Prabowo Raharusuna dan rekan-rekannya, terhadap 780 pasien COVID-19. Setelah mengesampingkan faktor seperti usia, jenis kelamin, dan komorbiditas, hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa status vitamin D punya kaitan erat dengan mortalitas pasien COVID-19.

Bila dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang punya status vitamin D yang normal, risiko kematian meningkat 10,12 kali pada pasien yang mengalami kekurangan vitamin D.

Dalam studi lain, tinjauan naratif yang dipublikasikan di jurnal Nutrients pada 2020, disebutkan bahwa vitamin D dengan konsentrasi tinggi dapat menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), termasuk influenza, pneumonia, serta infeksi virus corona.

Meski diperlukan lebih banyak penelitian lagi terkait vitamin D dan COVID-19, vitamin ini diketahui dapat berperan dalam modulasi sistem imun dengan menghambat pengeluaran sitokin proinflamasi dan meningkatkan sitokin yang bersifat antiinflamasi.

Selain itu, vitamin D juga dapat berinteraksi dengan protein angiotensin-converting-enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuknya virus corona, sehingga mengurangi respons inflamasi terhadap infeksi COVID-19.

Oleh karena itu, di masa pandemi ini, penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, terutama vitamin D3. Selain dengan berjemur di pagi hari dan mengonsumsi makanan kaya vitamin D3 yang disebutkan tadi, vitamin ini bisa kamu peroleh dari suplemen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini