Ternyata, Jalan Kaki Setiap Hari Dorong Perkembangan Ekonomi Global, Ini Buktinya

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Ternyata perkembangan ekonomi dengan olahraga ada korelasinya. Hal itu diungkap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dikatakannya perekonomian dunia bisa melejit sebesar AS$100 miliar per tahun jika pemberi kerja sukses mendorong karyawannya untuk memenuhi pedoman berolahraga.

Menambah waktu berjalan kaki sebanyak 15 menit atau jogging rutin satu kilometer setiap hari akan memperbaiki produktivitas dan memperpanjang usia harapan hidup.

Dan hal-hal itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurut kajian oleh perusahaan asuransi kesehatan Vitality dan think-tank RAND Europe seperti dilaporkan Reuters.

Mengutip dari VOA Indonesia, dorongan untuk pertumbuhan ekonomi akan datang dari laju mortalitas yang lebih rendah. Atau dengan kata lain membuat lebih banyak orang bertahan hidup, bekerja dan berkontribusi untuk kegiatan ekonomi untuk waktu lebih lama, kata para pengarang studi tersebut.

Hans Pung, presiden RAND Europe, mengatakan studi itu menggarisbawahi “hubungan penting antara “tidak ada aktivitas dan hilangnya produktivitas.

Studi tersebut harusnya memberi para pembuat keputusan dan karyawan “perspektif mengenai bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat mereka.”

WHO menyarankan semua orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit olahraga dengan intensitas sedang atau 75 menit olahraga intensitas berat, setiap minggunya. Dalam studi tahun lalu, pihaknya menemukan sekitar 40 persen orang dewasa di AS, 36 persen di Inggris, dan 14 persen di China, sedikit sekali berolahraga untuk tetap sehat.

Studi mendapati jika semua orang dewasa yang berusia 18 dan 64 tahun berjalan 15 menit sehari, akan meningkatkan keluaran ekonomi dunia sebesar AS$100 miliar per tahun.

Studi juga mendapati orang berusia 40 tahun yang tidak melakukan aktivitas fisik bisa memperpanjang usia harapan hidup, rata-rata sebesar 3,2 tahun dengan jogging selama 20 menit setiap harinya.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini