Susul ‘A Quiet Place 2’, ‘James Bond: No Time To Die’ Diundur Agustus 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Industri perfilman Hollywood kembali memberikan kabar buruk. Usai sekuel kedua ‘A Quiet Place’ diundur, film yang cukup dinantikan masyarakat, ‘James Bond: No Time To Die’ juga harus menerima nasib ditunda perilisannya.

Rumah produksi MGM mengumumkan bahwa mereka akan mengundur penayangan sekuel ‘James Bond, No Time to Die’. Dari yang semula dijadwalkan rilis 2 April menjadi 8 Agustus 2021.

Ini merupakan kali ketiga MGM mengumumkan penundaan perilisan ‘No Time to Die’. Film ini seharusnya tayang pada November 2019. Namun, karena pergantian sutradara, aksi Daniel Craig harus ditunda hingga April 2020.

Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat rencana manis indutri perfilman Hollywood hancur berantakan. ‘James Bond: No Time To Die’ pun harus kembali diundur ke November 2020, dan ditunda lagi hingga April 2021. Sampai akhirnya pihak MGM dengan berat hati harus mengumumkan film ini kembali ditunda hingga 8 Agustus 2021.

Dilansir dari Indiwire, keputusan MGM untuk menunda perilisan film tersebut lantaran mereka ingin meraup keuntungan sebesar mungkin mengingat biaya pembuatan film tersebut memakan dana hingga 400 juta Dolar AS.

‘James Bond: No Time To Die’ merupakan film terakhir sosok Daniel Craig akan berperan sebagai Bond. Sejumlah aktor lainnya pun sudah digadang-gadang menjadi pengganti Craig, salah satunya bintang film ‘Venom’, Tom Hardy.

Sebelum ‘No Time To Die’, film Hollywood ‘A Quiet Place 2’ juga bernasib serupa. Film bergenre horror/thriller ini harus rela diundur perilisannya hingga September 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini