MATA INDONESIA, JAKARTA – Henti jantung adalah kondisi dimana jantung berhenti berdetak. Henti jantung berbeda dengan serangan jantung.
Orang yang terkena serangan jantung umumnya mengeluh nyeri dada, terutama di sebelah kiri. Sementara itu, orang yang mengalami henti jantung biasanya ditandai dengan pingsan.
Situasi gawat darurat dapat terjadi kapan pun, di mana saja, dan pada siapa saja. Korban yang berjatuhan pun bisa jadi tak hanya luka-luka saja. Ketika menghadapi situasi di mana korban mengalami henti jantung mendadak, kamu bisa memberikan serangkaian bantuan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Pertolongan pertama yang cepat, khususnya penggunaan teknik resusitasi jantung paru (RJP/CPR) adalah faktor penting untuk meningkatkan peluang bertahan hidup dan pemulihan. RJP/CPR dikenal tentang masa emas, yaitu tiga menit pertama setelah terjadinya henti jantung mendadak.
Artinya jika RJP/CPR dilakukan dalam rentang waktu tersebut, korban mungkin akan bertahan hidup dan tak mengalami kerusakan otak. Hanya saja ketika masa emas ini lewat, maka risiko kerusakan otak akan semakin tinggi.
RJP/PCR dapat dilakukan oleh orang awam ketika tidak ada tenaga medis di sekitarnya. Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Periksa kesadaran korban
Saat berhadapan dengan orang yang henti jantung, periksa kesadarannya dengan cara memanggil korban sambil menepuk bahu. Bila belum bangun, panggil lagi dengan suara yang lebih keras.
2. Panggil bantuan
•Berteriaklah minta tolong dan minta orang di sekitar untuk menghubungi petugas kesehatan terdekat atau menelepon ambulans gawat darurat di nomor 118
•Saat menghubungi petugas kesehatan, beritahu nama kamu, apa yang terjadi, nama dan jumlah korban
•Sementara menunggu petugas kesehatan tiba, lakukan tahap selanjutnya.
3. Atur posisi korban
Posisikan korban terlentang, dan usahakan korban berbaring di atas alas yang datar dan keras.
4. Atur posisi kepala korban
Setelah atur posisi, tengadahkan kepala korban, lalu periksa bagian dalam mulut. Apabila ada benda yang terlihat menyumbat saluran napas, ambil segera. Penting untuk diketahui bahwa jangan sampai kamu menghabiskan waktu lama di tahap ini. Segera lakukan tahap berikutnya.
5. Periksa nadi pasien
Dengan menggunakan jari, raba nadi yang ada di leher kanan atau kiri korban. Lakukan selama setidaknya 5 detik. Bila tidak dirasakan ada nadi, lakukan tahap berikutnya.
6. Lakukan pompa jantung
•Berlutut di samping korban, letakkan tangan di bagian tengah dada (di antara kedua puting) dengan posisi kedua tangan bertumpu. Tempatkan bagian pangkal telapak tangan di dinding dada.
•Dengan prinsip push hard push fast, atau pompa dengan keras dan cepat lakukan pompa jantung dengan kecepatan 100-120 x/menit.
•Pompa jantung hingga 30 kali, kemudian berikan napas buatan sebanyak 2 kali. Napas buatan diberikan dengan memencet hidung korban, lalu menghembuskan napas di mulut korban. Namun, sejumlah literatur menyebutkan pemberian napas buatan ini tidak perlu lagi dilakukan oleh orang awam.
7. Lakukan langkah ke-6 selama 20 menit, kemudian periksa kembali kesadaran dan nadi korban. Bila belum ditemukan tanda-tanda perbaikan, ulangi kembali tahap 6 selama 2 menit.
8. Lakukan tindakan pompa jantung sampai bantuan medis datang. Bila penolong kelelahan, minta tolong orang lain untuk menggantikan. Tindakan ini dapat dihentikan bila tenaga medis sudah datang, penolong lelah namun tidak ada pengganti, atau sudah dilakukan selama 20 menit tetapi korban tidak menunjukkan perbaikan kondisi.
Reporter: Mala Komala