MATA INDONESIA, JAKARTA – Penguatan literasi terus dilakukan oleh Facebook untuk mengurangi informasi palsu. Caranya dengan meluncurkan iklan berisi informasi untuk melakukan pendeteksian hoaks.
Salah satu jenis hoaks yang mengkhawatirkan adalah seputar vaksin Covid-19. Maka pemerintah, media massa hingga platform media sosial terus berkolaborasi untuk menanggulangi hal ini.
Upaya ini harus dilakukan supaya program vaksinasi Covid-19 tidak terganggu dengan maraknya informasi hoaks yang beredar. Bila tidak segera diantisipasi, masyarakat bisa enggan divaksin karena terpengaruh hoaks yang tersebar di dunia maya.
Adapun isi iklan yang diluncurkan oleh Facebook meliputi pemeriksaan sumber, yaitu meneliti konten meski tampaknya berdasarkan sains. Kemudian memeriksa perasaan individu, mengingat Informasi palsu bisa memanipulasi untuk meng-klik sebuah tautan. Terakhir, memeriksa konteksnya yaitu melihat dan memeriksa lagi dengan mencari informasi dari konten otoritas kesehatan resmi.
Menanggapi hal ini, Wakil Presiden Facebook Kawasan Eropa Utara Steve Hatch menegaskan bahwa masyarakat harus disuguhi informasi yang akurat mengingat perang melawan Covid-19 sedang memasuki tahap kritis.
“Meningkatkan literasi media dengan bekerjasama dengan Full Fact adalah langkah kami untuk mengurangi hoaks terkait Covid-19,” kata Steve.
CEO Full Fact Will Moy berharap bisa segera bekerjasama dengan Facebook untuk membuat masyarakat lebih waspada dengan hoaks seputar Covid-19.
“Mengambil waktu sejenak untuk berpikir sebelum berbagi sesuatu dengan teman dan keluarga akan membantu menjaga keamanan semua orang. Kita semua berperan dalam memperlambat penyebaran klaim palsu dan nasihat kesehatan yang berbahaya,” kata Will Moy.