Penusuk Wiranto Dituntut 16 Tahun Penjara, Melanie Subono: Mestinya Bilang Gak Sengaja, Biar Setahun Doang!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Musisi Melanie Subono kembali melontarkan kritikan di media sosial. Kali ini ia mengkritisi vonis ringan yang diterima pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Melanie membandingkan vonis tersebut dengan tuntutan 16 tahun penjara yang diterima pelaku penusukan terhadap Wiranto.

“Mestinya bilang enggak sengaja atuh, biar setahun doang,” tulis Melanie di Instagram Storynya, dikutip Rabu, 17 Juni 2020.

Selain postingan itu, Melanie juga mengunggha foto dirinya dengan mulut terikat kain. Cucu Presiden ke-3 RI itu mengatakan, seperti itulah kondisi new normal di Indonesia, dimana -suara-suara kritis dibungkam.

Hal ini terkait dengan kasus komika Bintang Emon yang mendapat serangan siber gara-gara video kritikannya terhadap kasus Novel Baswedan.

“Normal baru, biar enggak dibilang nyabu atau pidana. Buat yang paham aje,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Langkah Nyata Pemerintah Putus Aliran Dana Judi Daring Lewat Pemblokiran Rekening dan e-Wallet

*) Oleh : Andi Mahesa Judi daring telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas sosial dan ekonomi Indonesia. Perkembangannya yang pesat di era digital memanfaatkan berbagai celahteknologi untuk beroperasi, termasuk melalui sistem perbankan dan layanankeuangan berbasis dompet digital. Transaksi yang cepat, anonim, dan lintas batas membuat peredaran uang hasil judi daring semakin sulit dilacak tanpa intervensi tegasdari negara. Menyadari hal ini, pemerintah bergerak cepat untuk memutus aliran dana yang menjadi urat nadi praktik ilegal tersebut. Salah satu langkah strategis yang kiniditempuh adalah pemblokiran rekening dormant dan e-wallet yang terindikasidigunakan dalam transaksi judi daring. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, berkomitmen untuk menindak tegas setiap dompet digital yang terlibatdalam tindak pidana judi daring. Berdasarkan data, PPATK mencatat deposit judidaring melalui e-wallet mencapai Rp 1,6 triliun, dengan jumlah transaksi fantastishingga 12,6 juta kali. Angka ini mencerminkan skala masalah yang tidak dapatdianggap remeh. Pemblokiran dilakukan tidak hanya terhadap e-wallet...
- Advertisement -

Baca berita yang ini