Pembelian Rambut Palsu Marak di Jepang saat Pandemi, Ini Alasannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pembelian rambut palsu marak terjadi di Jepang sejak pandemi Covid-19. Artnature Company, salah satu produsen rambut palsu di Jepang mengalami peningkatan penjualan rambut palsu sejak Oktober 2020 lalu.

Permintaan rambut palsu meningkat lebih dari dua kali lipat. Penjuala wig meningkat 275,4 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Lantas mengapa banyak orang Jepang memiliki minat besar untuk menggunakan rambut palsu?

Perwakilan Artnature memperkirakan bahwa maraknya konferensi video di masa pandemi membuat banyak orang mulai mempertimbangkan penggunaan wig. Rambut palsu dinilai bisa menjadi salah satu cara untuk membuat penampilan terlihat lebih menarik.

Mengutip Japan Today, pria berusia 40-50 tahun semakin sadar akan kondisi rambut mereka sehingga berbondong-bondong membeli rambut palsu. Sementara, netizen Jepang juga memiliki pandanga serupa bahwa masa pandemi membuat mereka lebih peduli terhadap penampilan terutama rambut.

“Berkat pandemi, ada lebih banyak kesempatan untuk melihat diri sendiri. Orang-orang yang membeli wig mungkin menyadari bahwa rambut mereka mulai botak,” tulis seorang netizen.

Selain itu, minimnya kesempatan untuk berpergian juga membuat seseorang terdorong untuk berdandan saat ada kesempatan pergi ke luar. Rambut menjadi salah satu fokus penampilan di masa pandemi.

“Kita bisa menyembunyikan wajah dengan masker. Tapi kita tidak bisa menyembunyikan rambut. Jadi, kami yakin, banyak pelanggan yang memberikan perhatian ekstra pada rambut saat kesempatan langka untuk pergi keluar rumah itu datang,” kata Artnature.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini