Pakaian Adat Jokowi Jadi Tren Saat Upacara Kenegaraan

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Joko Widodo seringkali menabrak aturan dan protokoler. Dalam berbagai kesempatan upacara resmi kenegaraan, mantan gubernur DKI ini tampil mengenakan baju adat. Hal ini berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya yang tampil formal yaitu menggenakan jas resmi.

Pada peringatan HUT Republik Indonesia ke 74 di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo, putra pertamanya Gibran Rakabuming Raka dan sang cucu Jan Ethes Srinarendra kompak mengenakan pakaian adat Bali dengan berbagai warna dan corak.

Baju adat Presiden Joko Widodo berasal dari Klungkung, berwarna hitam dengan brokat emas lengkap dengan kain dan hiasan kepala juga dengan motif emas.

Sedangkan Ethes juga menyematkan hiasan kepala warna ungu namun mengenakan seperti beskap kuning mini yang menyesuaikan tubuh bocah berusia tiga tahun tersebut. Ethes juga mengenakan sarung kuning dengan variasi kain ungu sebagai pelapis dan sepatu bintang-bintang emas.

Sementara Gibran mengenakan kemeja putih dan ikat kepala cokelat dilengkapi kain tenun warna-warni dengan suansana lebih santai dibanding dengan Presiden Joko Widodo dan Jan Ethes. “Kita kan sudah 5 tahun ini ganti-ganti, dulu pernah Aceh, Sumatera Barat, pernah Kalimantan Selatan, pernah Sunda, Jawa, Betawi kemudian ke sana Bali, Sasak, Bugis pernah semua,” ujar presiden di samping Istana Merdeka Jakarta, Sabtu 17 Agustus 2019.

Presiden pun mengaku masih akan mengenakan lebih banyak pakaian adat pada perayaan-perayaan hari nasional lainnya. “Memang kekayaan budaya pakaian adat ini memang ribuan, jumlahnya ribuan, nanti sampai ke Maluku, Papua semua akan kita (tunjukkan),” kata Jokowi.

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74 Republik Indonesia dimulai tepat pada pukul 10.00 WIB.

Sebelum upacara dimulai sudah ada berbagai acara hiburan sejak pukul 07.00 WIB hingga kirab pembawa bendera pusaka dan naskah proklamasi dari Monas menuju Istana Merdeka yang dimulai pada sekitar pukul 09.30 WIB. Budaya kirab ini sudah dimulai 2017 dan diteruskan pada tahun ini.

Presiden Jokowi bertindak sebagai Inspektur Upacara. Para pejabat negara, baik menteri Kabinet Kerja maupun pemimpin lembaga dan instansi, mendampingi Presiden Jokowi di mimbar utama.

Sedangkan undangan yang menghadiri upacara tersebut ada sekitar 11 ribu orang dengan dengan komposisi 30 persen pejabat negara termasuk lembaga negara, TNI, Polri dan duta besar negara sahabat serta 70 persen masyarakat umum. Seperti presiden, dresscode undangan upacara itu menggenakan pakaian adat.

Para menteri Kabinet Kerja, pemimpin partai politik, keluarga presiden dan wakil presiden RI sebelumnya, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri hingga wakil presiden terpilih 2019-2024 KH Ma’ruf Amin juga mengenakan berbagai baju adat.

Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan istrinya Annisa Pohan juga mengenakan baju adat yaitu baju adat Sumatera Barat berwarna hijau.

Tamu-tamu lain yang juga mengenakan baju daerah adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengenakan baju adat lampung berwarna putih dan hiasan kepala emas, Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga mengenakan baju adat Lampung sedangkan istrinya mengenakan baju kurung Sulawesi Selatan warna merah jambu.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengenakan kebaya modern warna biru terang dengan kain batik jawa.  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengenakan baju adat Lampung dengan warna merah keunguan.

Sedangkan wakil presiden terpilih 2019-2024 KH Ma’ruf Amin dan istrinya Wury Estu Handayani mengenakan beskap Melayu, kopiah dan celana panjang, berbeda dengan tampilan kesehariannya yang mengenakan sarung.

Wakil Presiden 1993-1998 Try Sutrisno mengaku mengenakan baju adat khas Indonesia berpakaian beskap dan celana panjang dililit sarung serta kopiah khas Bangka Belitung. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengenakan pakaian dari Sumatera Utara.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini