Mata Indonesia, Yogyakarta – Berbagai upaya telah dilakukan oleh Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Tunas Mulia Yogyakarta untuk mewujudkan Rancangan Undang-Undang PRT. Namun perjuangan sejak 2004 sampai dengan saat ini belum membuahkan hasil yang diharapkan. Oleh karena hal itu, Jumiyem selaku Pengurus Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Tunas Mulia Yogyakarta berencana dalam peringatan hari buruh pada 1 Mei 2025 atau May Day akan turut aksi dan bergabung dengan serikat buruh lainnya.
¨May Day merupakan momentum Perjuangan untuk mewujudkan RUU PRT, sejak 2004 sampai dengan saat ini belum dapat terealisasi. Jika dibandingkan dengan RUU TNI yang sangat singkat dan tidak ada 1 tahun dapat dengan mudah disahkan. Kami bersama koalisi sipil akan terus berupaya dan berdialog memperjuangkan UU PRT setidaknya ada carry over untuk hal tersebut¨, terang Lek Jum sapaan kesehariannya.
Harapannya melalui kegiatan peringatan May Day suara PRT dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh para pembuat kebijakan baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun DPR. Menurutnya, Ketua DPR RI sampai dengan saat ini juga belum terbuka dan mengajak pemerintah agar membahas RUU PRT.
Selain rencana aksi pada 1 Mei 2025 di Yogyakarta, SPRT Tunas Mulia juga menyelenggarakan Sekolah PRT yang sebenarnya rutin dijalankan setiap bulan baik melalui kelas online maupun offline. Adanya sekolah PRT bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan bersikap kritis terhadap berbagai perlakuan maupun peraturan yang membuat PRT menderita dan termarginalkan. Hal tersebut selaras dengan belum diakuinya status PRT sebagai pekerja.