MATA INDONESIA, JAKARTA – Kini kedai kopi atau sering disebut Coffe Shop menjamur dan tumbuh subur dimana-mana. Maraknya kedai kopi yang hadir di Indonesia membuktikan bahwa kopi tidak sekadar hanya menjadi minuman di pagi hari, kini kedai kopi penuh dan dikunjungi berbagai kalangan dari pagi sampai malam.
Tren kopi masa kini di Indonesia tersebut tentunya tidak semata-mata populer karena kedai kopinya yang kekinian. Itu hanya satu dari sekian faktor yang menjadikan tren kopi masa kini di Indonesia makin lebih digemari.
Bagian dari tren kopi masa kini di Indonesia adalah banyaknya varian rasa dari kopi. Varian kopi yang bervariatif ini tak lepas karena peran Indonesia yang menjadi salah satu penghasil biji kopi terbaik. Di Indonesia banyak daerah penghasil biji yang berkualitas, masing-masing daerah tersebut pun memiliki cita rasa biji kopi yang berbeda-beda. Mulai dari kopi Aceh Gayo dari Aceh, hingga kopi Wamena Papua.
Kini peracik kopi atau Barista juga makin berkembang pengetahuannya. Sehingga bisa menghasilkan varian-varian kopi yang cocok dan sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
Namun, ada beberapa kopi yang menjadi kopi yang banyak dipakai di beberapa Coffe Shop, yaitu Kopi Robusta dan Kopi Arabika. ”Hampir semua jenis kopi dipakai tapi tetap tergantung kondisi, jadi ganti-ganti. Tapi yang selalu dan pasti ada yaitu kopi Robusta dan kopi Arabika udah pasti ada,” ujar Ridho, salah satu pemilik Zona Nyaman, kedai kopi yang berada di Depok.
Sedangkan Ferdiansyah, manajer Aksata Coffe and Roastery mengatakan kopi Robusta dan kopi Arabika yang digunakan berasal dari kebun milik owner mereka di Bandung.”Nggak susah buat cari bahan kopinya. Kopi yang kita pakai juga kwalitasnya terjamin,” katanya.
Kalau dilihat dari dua jenis kopi Robusta dan Arabica, banyak yang menyatakan kalau 40 persen kopi yang ada di seluruh dunia merupakan kopi jenis Robusta. Sedangkan 60 persen sisanya adalah kopi Arabica.
Jenis tanaman kopi yang memproduksi kedua varian ini tentu berbeda. Kopi Robusta berasal dari biji tanaman Coffea Canephora, sedangkan Arabica merupakan hasil dari tanaman Coffea Arabica. Nama Robusta diambil dari salah satu varietas Coffea Canephora, yaitu C. c. robusta, dan C. c. nganda.
Lalu apa perbedaan kopi Arabika dan Robusta ini?
Bentuk Biji Kopi
Beens atau biji menjadi perbedaan yang dapat dilihat dari kedua kopi ini. Biji kopi Robusta berbentuk lebih bulat sedangkan biji kopi Arabika lebih lonjong. Dari ketinggian tanaman, kopi Robusta dapat tumbuh hingga 4,5-6 meter. Sedangkan Arabika hanya dapat mencapai ketinggian 2,5-4,5 meter.
Harga
Kopi Arabika cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding kopi Robusta. Hal ini karena proses penanaman kopi Arabika yang lebih lama dan perawatan yang lebih. Robusta juga merupakan kopi yang mudah berkembang dan berproses dengan cepat. Cara menanam inilah yang kemudian menjadi penyebab bedanya nilai jual kopi Arabika dan Robusta.
Rasa
Salah satu hal yang membedakan adalah rasa. Bagi pencinta kopi Robusta, sudah tentu dapat mengenali kopi tersebut dengan rasa pahit berlebih dibanding Arabika. Hal ini disebabkan kandungan kafein pada Robusta lebih tinggi. Jika kopi Robusta dikenal dengan pahitnya, Arabika sebaliknya. Kandungan gula pada Arabika terbilang cukup banyak. Maka Arabika lebih mudah dinikmati oleh banyak orang. Namun, dengan banyaknya kandungan gula maka kandungan lemak pun lebih tinggi dibandingkan dengan Robusta. Selain itu, Arabika memiliki rasa yang bervariasi, seperti rasa buah-buahan, kacang-kacangan, ataupun biji-bijian. Inilah alasannya Arabika lebih banyak menjadi kopi favorit dibandingkan Robusta.
Kandungan kafein
Kandungan kafein dalam kopi Robusta lebih tinggi sebesar 2,2 hingga 2,7 persen. Sedangkan kandung kafein dalam kopi Arabika hanya sebesar 1,1 persen hingga 1,5 persen saja.
Penyajian
Karena kopi Arabika memiliki rasa yang kuat dan manis tanpa tambahan gula apapun, kopi ini cocok disajikan sebagai single kopi origin agar penikmat kopi dapat merasakan rasa asli dari kopi Arabica. Sedangkan kopi Robusta memiliki rasa yang lebih pahit, sehingga lebih cocok untuk dijadikan sebagai bahan campuran esspresso. Jenis penyajian seperti ini cocok untuk orang yang kurang menyukai kopi karena nantinya akan ditambahkan dengan susu dan cream.
Reporter: Hani Deliani