MINEWS, JAKARTA –Seiring perkembangan teknologi, muncul banyak kelainan atau kebiasaan baru pada manusia, termasuk dalam urusan seks. Seperti yang terbaru, yakni ‘digisexuality’, sebuah bentuk kelainan hasrat bercinta dengan produk-produk teknologi, contohnya video call sex.
Dijelaskan dalam Journal of Sexual and Relationship Therapy yang disusun Neil McArthur, digisexuality terkait dengan orientasi seksual yang dipuaskan melalui perkembangan robot atau kecerdasan buatan, yang kasusnya mulai marak.
“Digisexuality adalah saat kamu menggunakan teknologi dalam urusan seksual, baik memakai Snapchat, Tinder, atau Skype,” ujar McArthur, seperti dikutip dari Bustle.
Kasus digisexuality yang menggemparkan terjadi pada November lalu, saat seorang pria Jepang berusia 35 tahun menjadi berita utama karena menikahi hologram, dan pada tahun 2017, seorang insinyur AI di Tiongkok menikah dengan robot.
Dalam beberapa kasus, satu-satunya interaksi seksual klien digitalnya adalah dengan dunia digital seperti pornografi internet dan mainan seks responsif.
Namun, dalam kasus lain, mereka memiliki pengalaman seksual dengan manusia lain yang dimediasi oleh teknologi, contohnya mungkin pasangan yang terutama berhubungan seks melalui obrolan video dan mainan seks teledildonik atau sexting.
Banyak dari mereka merasa tertekan oleh kenyataan bahwa mereka tidak terhubung dengan manusia lain.