Klit, Rok Kotak-Kotak yang mejadi Pakaian Khas Pria Skotlandia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jika di Indonesia pakaian rok identik dipakai oleh kaum wanita, berbeda halnya di negara Skotlandia. Pakaian rok dengan motif kotak-kotak menjadi pakaian identik yang bersejarah bagi kaum pria.

Pakaian rok yang dipakai oleh pria Skotlandia dinamakan Klit. Kata ‘klit’ merupakan kata turunan dari bahasa Norse kuno. Orang-orang Norse memang sudah menyebar di seluruh Skotlandia. Awalnya disebut Kjilt yang berarti ‘lipit’, mengacu pada pakaian yang diselipkan ke atas dan di sekitar tubuh.

Klit merupakan rok tartan atau menurut KBBI yakni pakaian bawahan berbahan kain wol dengan corak kotak-kotak khas suku asli Skotlandia. Menurut buku yang terbit tahun 1582 berjudul ‘The History of Scotland’ oleh George Buchanan, rok tersebut terbentuk dari kain wol bergaris-garis yang ditenun dengan rapat yang dikenakan sebagai pakaian pada siang hari maupun digunakan selimut untuk menghangatkan pada malam hari.

Terdapat dua jenis klit, yakni Greart Klit atau Klit ukuran besar dan Small Klit atau Klit ukuran kecil. Untuk panjang dari roknya pun beragam. Namun, sejak tahun 1960 sebagian besar klit dikenakan di atas lutut. Ukuran rok lebih pendek dari yang biasanya digunakan sekarang.

Hal itu dikarenakan kondisi cuaca di Skotlandia terkadang terjadi empat musim sekaligus dalam sehari. Saat berjalan melalui semak basah atau di tengah hujan dan salju, kain yang basah akan menjadi kaku, maka banyak yang memotongnya agar memudahkan untuk melakukan perjalanan.

Pada abad ke-18, menjadi awal dari pengindustrian di Skotlandia. Dimulai dari tekstil hingga ke besi dan baja. Klit ini menjadi semakin populer berkat industrialisasi yang tejadi di Skotlandia.

Sebelumnya, Klit pertama kali sudah populer apda tahun 1538. Dikenakan sebagai pakaian lenglap oleh orang-orang Higlander Skotlandia dengan sebutan Gaelik.

Dalam sejarahnya, Raja George II saat masa kekuasaannya mencoba untuk menekankan budaya Highland dengan memberlakukan Dress Act di tahun 1746. Resimen Highland mengenakan pakaian yang menyerupai gaun, termasuk motif tartan klit yang akhirnya dilarang dan menjadi ilegal.

Musuh Raja George II yang ingin merebut kekuasaannya, memanfaatkan momen menggunakan pasukan Jacobite untuk melihat siapa saja yang mendukung posisinya. Dalam keadaan panik, musuhnya pun menggunakan ketentuan tersebut untuk melarang penggunaan rok. Namun, larangan tersebut tidak berlangsung lama.

Larangannya berlangsung selama 36 tahun, waktu yang cukup lama untuk pemberlakukan larangan yang bahkan tidak ada gunanya. Hingga akhirnya larangan itu dicabut pada tahun 1782.

Setelah pelarangan, rok menjadi simbol abadi dan identitas Skotlandia. Pola tartan mewakili keluarga ataupun wilayah tertentu. Saat ini sudah ada 3.500 motif kotak-kotak. Pembuatannya membutuhkan 20-25 jam sebab sebagian besar dibuat langsung menggunakan tangan. Polanya pun tidak terputus, dengan 29 lipatan dan menggunakan kain sekitar 8 meter.

Sebagai akar budaya dan sejarah yang melekat erat bagi negara Skotlandia, klit terkenal menjadi pakaian nasional. Dalam berbagai periode sejarah, klit dikenakan dalam rangka penghormatan atau bentuk kritik terhadap sesuatu. Rok ini juga menjadi simbol patriotisme.

Sebelum dikenal dengan motif kotak-kotak, klit pertama kali berwarna putih, hijau atau pun hitam. Sebuah kelompok zaman dulu bahkan menggunakan tanaman, lumut, untuk mewarnai pakaian berbahan wol tebal itu.

Seiring berjalannya waktu, dikembangkan menjadi motif kotak-kotak. Warna-warnanya berasal dari pewarna alami yang tersedia di dekat wilayah pembuatan. Hingga akhirnya motif kotak-kotak lebih populer dengan sebutan kain atau rok tartan yang menjadi pakaian khas pria Skotlandia.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini