Kini Gabung AOMG, Lee Hi Pernah Bahas Soal Jadi ‘Korban’ YG Entertainment

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Solois Lee Hi sudah tidak asing lagi di kalangan penggemar K-Pop. Lee Hi mengawali karirnya sebagai penyanyi di bawah naungan agensi YG Entertainment.

Namun, setelah 7 tahun bersama, pada akhir 2019 lalu, pemilik nama Lee Ha Yi ini tak ingin memperpanjang kontraknya bersama YG Entertainment. Kini, ia bergabung dengan label musik AOMG milik Jay Park.

Kabar bahagia ini disambut penuh antusias oleh para penggemar. Apalagi, tak sedikit penggemarnya yang menilai bahwa YG Entertertaimen tidak mengurus wanita kelahiran 1996 dengan baik.

Saat di YG Entertainment, Lee Hi pernah dalam kurun waktu 3 tahun tidak merilis lagu baru. Pada tahun 2019, ia comeback di tengah kontroversi yang menimpa YG Entertainment atas kasus yang menimpa sang CEO, Yang Hyun Suk dan Seungri Big Bang.

Pada Juli 2020 lalu, setelah bergabung dengan AOMG, Lee merilis lagu terbarunya yang bertajuk ‘HOLO’. Memasuki masa promosi untuk single HOLO, Lee Hi tampil dalam episode terbaru 1theK Look Me Up.

Dalam kesempatan kali ini, para selebriti yang hadir sebagai bintang tamu diminta untuk mencari nama mereka di berbagai situs komunitas online dan media sosial, untuk menanggapi komentar warganet.

Komentar warganet tentang Lee Hi banyak dikaitkan dengan agensi lamanya, YG Entertainment. Untuk pertama kalinya, Lee Hi buka suara terkait dirinya disebut korban manajemen YG Entertainment yang buruk.

Dalam salah satu segmen program Look Me Up, Lee Hi membuka situs pertama yakni Namu Wiki untuk melihat profilnya. Ia kemudian menertawakan deskripsi yang tertera pada kolom karier dan bisa di-edit oleh siapa pun. Seseorang menuliskan bahwa terlepas dari bakatnya, Lee Hi ‘kurang dihargai karena sempat hiatus panjang’.

Lee Hi pun memberikan tanggapannya dan meminta para penggemar untuk menantikan kemunculannya dalam berbagai acara karena sekarang dia telah bernaung di bawah label AOMG.

“Aku akan tampil lebih banyak di masa depan! Karena aku bersama AOMG sekarang, mereka akan membuatku tampil lebih sering, bukan?,” ungkapnya, seperti dikutip dari Soompi pada 23 September 2020.

Perempuan kelahiran 1996 juga terkejut melihat komentar warganet di situs Namu Wiki yang menyebutkan dirinya sebagai ‘korban terbesar sistem YG’. Tulisan tersebut menyatakan bahwa Lee Hi merupakan contoh utama dari ketidakbecusan manajemen YG Entertainment dalam mengurus artis solonya.

Seolah membela agensi lamanya itu, perempuan 23 tahun ini mengungkap YG telah memperlakukannya dengan sangat baik. “Mengapa kau mengatakan itu? (Pada saat itu) aku adalah penyanyi yang baru saja debut, tetapi YG sangat mendukungku. Mereka banyak berinvestasi kepadaku dan mempromosikanku dengan baik,” ujarnya.

Lee Hi membeberkan sistem comeback yang dianut oleh agensi menaungi banyak artis seperti Big Bang dan BLACKPINK itu. Menurutnya, memang sulit bagi masing-masing orang untuk merilis karya sekaligus menjalani aktivitas promosi setiap tahun.

“Ada banyak penyanyi di YG. Butuh setidaknya dua bulan untuk menyiapkan promosi untuk satu penyanyi, yang berarti hanya lima penyanyi yang bisa dipromosikan per tahun. Aku harap kalian tidak salah paham,” lanjutnya.

Runner Up ajang ‘K-Pop Star Season 1’ ini meyakinkan bahwa dia bukanlah ‘korban’ dari manajemen buruk YG Entertainment seperti yang disebutkan dalam situs tersebut. Ia juga meminta para penggemar untuk tidak mengasihaninya.

“Aku pikir, aku bukan korban! Tolong jangan kasihan padaku,” ucapnya sambil tersenyum.

Lee Hi mengatakan, orang-orang cenderung memberikan rasa simpatik setiap kali dirinya merilis lagu atau album. Hal ini karena Lee Hi seringkali ‘menghilang’ dari sorotan.

Para penggemar pun merasa khawatir jikalau sang idola tidak punya kebebasan untuk berkarya sebagai penyanyi. Untungnya, Lee Hi menegaskan bahwa sekarang, dia bahagia.

“Mengapa mereka menatapku seperti itu? Aku senang kok!,” seru Lee Hi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kasus ISPA di Jogja Capai 485 pada Oktober 2024, Dinkes Ingatkan Masyarakat Lebih Waspada

Mata Indonesia, Yogyakarta - Peralihan cuaca dari panas ke dingin di pertengahan November ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengingatkan terhadap adanya kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang tenggorokan (faringitis). Berdasarkan data, sebanyak 485 kasus ISPA dilaporkan di seluruh puskesmas Kota Jogja hanya dalam periode 13-17 Oktober 2024 bulan kemarin.
- Advertisement -

Baca berita yang ini