Jangan Sajikan Torpedo di Hidangan Idul Adha, Kenapa?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nikmatnya hidangan serba daging di hari raya Idul Adha memang selalu dinantikan di meja makan. Berbagai jenis olahan resep pun di cari untuk menemukan bumbu yang tepat agar daging yang di masak jadi lebih nikmat.

Akan tetapi, kamu pun harus tahu bahwa tak semua bagian hewan yang disembelih halal untuk di konsumsi loh!

Sejumlah ulama sepakat ada beberapa bagian tubuh hewan kurban yang tidak boleh dimakan, salah satunya adalah torpedo.

Imam Mujahid bin Jubir mengungkapkan dalam riwayatnya mengenai tujuh bagian tubuh hewan kurban yang haram dikonsumsi.

“Ada beberapa hal dari kambing yang tidak disukai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, yaitu darah, kemaluan hewan jantan, kemaluan hewan betina, qubul, ghuddah, kandung kemih dan kandung empedu.”

Torpedo atau alat vital kambing jantan ini nyatanya masih menjadi hidangan favorit bagi sebagian orang. Beberapa orang menganggap, mengkonsumsi torpedo niscaya bisa menambah vitalitas pria. Namun nampaknya hal tersebut adalah kekeliruan.

Menurut DR.dr.Ari Fahrial Syam, selaku konsultan Gastroenterologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Universitas Indonesia dilansir dari solopos.com menyatakan, torpedo kambing justru mengandung lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembulu darah. Tak sampai disitu, beliau juga memastikan torpedo kambing bukanlah faktor Utama meningkatnya vitalitas pria.

Haramnya torpedo untuk dikonsumsi dikarenakan ia masuk dalam golongan anatomi yang kotor. Bahkan jika dilihat dari segi kesehatannya, pun torpedo tak baik dikonsumsi. Maka dari itu, hidangkanlah olahan daging kurban yang tak hanya lezat, tapi juga sehat dan halal.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini