Introvert dan Pemalu Tidak Sama? Yuk Kenali Perbedaannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sama-sama memiliki sifat yang menghindari suatu keramaian membuat kita susah membedakan introvert dan pemalu. Meski sekilas terlihat mirip namun, dua hal ini tidak bisa di samakan.

Kenapa introvert dan pemalu sering dianggap sama?

Louis A. Schmidt dan Arnold H. Buss, menurut mereka introvert lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dari pada berkumpul dengan banyak orang sedangkan pemalu sebuah sifat yang cenderung merasa canggung, cemas, dan gugup pada saat berinteraksi sosial.

Berikut ini perbedaan antara introvert dan pemalu

1. Suka menyendiri dengan alasan yang berbeda

Orang yang introvert dan pemalu suka menyendiri tetapi mereka memiliki alasan yang berbeda ketika sedang melakukannya. Introvert merasa lelah ketika ia sedang berada di suatu kerumunan mereka menyendiri untuk mengembalikan energinya dan mereka pun tidak masalah dengan kesendiriannya.

Pemalu akan merasa resah ketika sendirian, karena mereka melakukan hal ini bukan untuk sendiri tetapi terpaksa, mereka terlalu takut untuk berinteraksi dengan orang lain dan membuat suasana menjadi canggung.

2. Tidak banyak berbicara dengan alasan yang berbeda

Mereka tidak memiliki masalah komunikasi ketika berada bersama orang-orang yang mereka percayai nya, orang introvert akan membicarakan banyak hal layaknya orang esktrovert. Sebaliknya orang pemalu cenderung tidak banyak bicara karena takut salah bicara atau bingung harus berkata apa.

3. Introvert bisa di selidiki secara biologis pemalu lebih kepada perilaku sosial

Menurut Bernardo J. Carducci, seorang profesor psikologi dari Indiana University Southeast mengatakan orang pemalu akan tetap berpergian seperti ke pesta, bar, atau ruang publik mereka tidak masalah dengan kehadiran nya.

Sedangkan introvert menurut Carducci, introvert memiliki nervous system yang lebih sensitif ia mencontohkan ketika sebuah musik diputar keras introvert akan menjauhkan speker. Hal ini karena volume kontrol dalam otaknya lebih tinggi.

4. Sifat pemalu bisa terjadi karena masalalu sedangkan introvert memang sejak dari lahir

Sifat pemalu disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan atau trauma sosial. Pengalaman di masa lalu berpengaruh dalam hal kepercayaan diri mereka misalnya, memiliki orang tua yang pemalu sehingga terpengaruh atau pengalaman masa lalu yang membuat nya tidak percaya diri.

Sedangkan sifat introvert memang sudah bawaan dari lahir yang sudah dijelaskan introvert bisa dikaji secara biologis melalui otak.

5. Sifat pemalu bisa membuat depresi sedangkan introvert tidak selalu

Romoe Vitelli Ph.D menyebutkan bahwa sifat pemalu bisa mengarahkan sesorang menjadi depresi. Meski bisa saja sifat ini tidak menunjukan diagnosis social phobia, sifat pemalu punya efek yang kuat untuk membuat seseorang menjadi depresi karena perasaan terisolasi.

Sedangkan introvert mereka cenderung menarik diri dari lingkungan sosial untuk mengumpulkan energi, introvert tetap mampu bersosialisasi dengan baik.
Itulah beberapa mengenai perbedaan antara introvert dan pemalu, mulai sekarang jangan salah artikan introvert dan pemalu lagi ya

Reporter : Firda Padila

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini