MATA INNDONESIA, JAKARTA – Putri Nurul Arifin, Maura Magnalia memiliki satu impian yang belum terwujud hingga ajal menjemput, yakni membuat buku.
Maura meninggal dunia pada Selasa 25 Januari 2022 di rumahnya. Dia ditemukan asisten rumah tangga tak bernyawa di meja makan. Wanita 27 tahun itu disebut meninggal karena serangan jantung.
Jenazah Maura sudah dimakamkan di San Diego Hills, Rabu 26 Januari 2022. Nurul Arifin mengatakan, putrinya memiliki keinginan membuat buku tapi belum tercapai.
“Dia sudah dalam rangka mencari penerbit dan beberapa penerbit sudah berminat, tapi belum terealisasi juga. Sebabnya di mana, kurang tahu,” kata Nurul.
Ayah Maura, Mayong Suryo Laksono mengaku buku yang ditulis putrinya itu cukup kontroversial sehingga kesulitan menemukan penerbit yang mau membuat bukunya.
“Sekilas yang dia ceritain kepada kami, mungkin buku itu agak kontroversial. Memang Maura itu antimainstream. Jadi memang Maura itu dia tidak mainstream, freethinker karena sekolah dia juga S2 nya selesai dalam program culture studies. Dia belajar kebudayaan baru yang masa kini,” ujarnya.
“Ya mungkin kami generasi sebelumnya itu tak pernah terbayangkan bahwa ada cabang studi budaya masa kini yang anti mainstream yang mendobrak banyak tatanan yang membebaskan segala sisi pemikiran, yang mengevaluasi pikiran-pikiran lama dan ternyata itu diterima begitu dan dia lulus dengan nilai kalau tidak salah excellent. Tesis dia dipuji,” ungkapnya.