Hubungan Asmara yang Beracun, Lanjutkan atau Relakan?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Very Well Mind menulis bahwa toxic relationship atau hubungan beracun adalah hubungan yang membuat seseorang merasa tidak didukung, direndahkan, diserang, bahkan disalahpahami.

Seorang terapis spesialis hubungan asmara, Kimberly Hershenson mengatakan bahwa banyak orang yang merasa nyaman dengan status pada sebuah hubungan asmara, sehingga tetap melanjutkan hubungan cinta meski dalam situasi yang sulit dan beracun.

Di sisi lain, tidak sedikit yang menyangkal adanya racun dalam hubungan asmara mereka dan terus melanjutkannya, meski hubungan asmara mereka sejatinya tidak sehat dan disadari atau tidak, hal itu menyakiti diri sendiri.

Melansir Insider, berikut cara mengenali enam tanda hubungan asmara yang beracun alias toxic relationship dan cara mengatasinya dengan sehat dan aman.

Kurangnya kepercayaan

Pasangan adalah seseorang yang Anda andalkan, rentan, dan selalu ada untuk Anda baik mendukung maupun membuah Anda tersenyum. Namun, tanpa adanya kepercayaan, semua hal ini tidak mungkin terjadi dan Anda akan terjebak dalam hubungan yang beracun.

“Ketika saya melihat orang-orang dalam hubungan yang sebagian besar sehat, ada keamanan yang mereka miliki dalam stabilitas dalam hubungan mereka,” kata Jeni Woodfin, LMFT, seorang terapis di J. Woodfin Counseling di San Jose, California.

“Tanpa kepercayaan, dan bukan hanya percaya bahwa pasangannya akan setia, tetapi percaya bahwa pasangannya akan berperilaku demi kepentingan terbaik dari kesepakatan hubungan, tidak akan ada rasa aman,” sambungnya.

Komunikasi yang bermusuhan

Komunikasi yang bermusuhan dapat menyebabkan ketegangan dan menciptakan ketidakpercayaan lebih lanjut di antara pasangan. Sebaliknya, hubungan yang sehat bergantung pada komunikasi terbuka dan rasa hormat.

“(Komunikasi terbuka) menyampaikan kesempatan untuk memberikan dan menerima dukungan di antara pasangan,” kata Sabrina Romanoff, PsyD, psikolog klinis di Lenox Hill Hospital di New York City.

Mengontrol perilaku pasangan

Pasangan Anda tidak memiliki hak untuk mengontrol tindakan atau keyakinan Anda. Menurut Woodfin, salah satu perilaku pengendalian yang harus diwaspadai adalah mengancam kehilangan sesuatu, seperti stabilitas keuangan, waktu bersama anak-anak Anda, atau persahabatan.

“Ancaman ini membuat takut banyak orang dan saya menemukan ini adalah alasan banyak orang tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia, bahkan ketika berharap hubungan itu berakhir,” katanya.

Sering berbohong

“Kebohongan – tidak peduli seberapa kecil – mengikis kredibilitas dari waktu ke waktu,” kata Sabrina Romanoff.

Ketika pasangan berbohong kepada Anda, maka itu menandakan dia tidak menghormati Anda sebagai pasangan yang pantas mendapatkan kejujuran dan perhatian.

“Berbohong pada pasangan menunjukkan kesetiaan Anda untuk diri sendiri, bukan hubungan,” kata Jeni Woodfin.

Hanya menerima tanpa memberi

Jika hubungan Anda secara konsisten berkisar pada apa yang membuat pasangan Anda bahagia dan mengabaikan kebutuhan Anda, itu bisa menjadi tanda keracunan.

Menurut Woodfin, tanda-tanda hubungan sepihak antara lain: selalu menjadi yang pertama mengirim pesan, jarak panjang antara mengirim pesan dan menerima balasan, komunikasi yang terputus, Anda yang selalu meminta pasangan untuk mengubah perilakunya, serta membagi pekerjaan, tanggung jawab, atau kontribusi yang tidak seimbang, secara signifikan terhadap hubungan asmara atau rumah tangga.

Anda merasa terkuras

Pikirkan tentang terakhir kali Anda melakukan sesuatu untuk diri sendiri, menghabiskan waktu dengan keluarga atau sahabat, atau sekadar tidur nyenyak.

Coba alihkan sebagian energi Anda untuk menjaga diri sendiri dan lihat bagaimana reaksi pasangan Anda. Jika respons pasangan Anda negatif, maka itu menandakan sifat beracun dalam hubungan asmara.

Bisakah Anda memperbaiki hubungan yang beracun?

Dianjurkan untuk memperbaiki hubungan beracun dalam beberapa kasus tertentu dan ketika kedua pasangan berkomitmen untuk mencoba dan berubah. Ingat, hubungan asmara haruslah sehat dan saling menguntungkan, sehingga membuat Anda berdua bahagia. Jika Anda merasa sulit menanganinya, bertemu dengan seorang konselor adalah langkah yang bagus untuk diambil.

“Bekerja dengan terapis atau pelatih pasangan membantu memberikan ruang netral untuk membicarakan masalah, dan pihak yang terampil dan tidak menghakimi untuk menyaksikan tantangan Anda dan membantu Anda menemukan solusi baru untuk masalah lama,” kata Lewis.

Jika motivasi Anda untuk bertahan dalam hubungan beracun karena enggan menjadi lajang, maka inilah saatnya untuk merelakan hubungan tersebut.

Dan jika salah satu pasangan menolak untuk memperbaiki hubungan, berulang kali bertindak buruk — seperti melanggar perjanjian hubungan, atau meremehkan secara emosional, fisik, finansial, atau pelecehan seksual, inilah saatnya untuk membuat rencana untuk meninggalkan hubungan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ribuan UMKM Telah Terima Program Penghapusan Utang di Era Presiden Prabowo

Jakarta – Pemerintah menegaskan akan selektif dalam menentukan penerima manfaat penghapusan utang macet bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini