MATA INDONESIA, JAKARTA – Golongan darah adalah hasil dari genetik yang diturunkan dari orangtua pada anaknya. Setiap orang dapat memiliki jenis golongan darah yang berbeda-beda ditentukan oleh antigen pada tubuh yang dapat memicu respons sistem kekebalan terhadap benda asing. Golongan darah sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu A, B, AB, dan O.
Jadi, entah itu golongan darah A, B, AB, atau O, seseorang bisa saja lebih rentan atau justru kebal terhadap masalah kesehatan tertentu. Hal ini berdasarkan beberapa penelitian yang menemukan hubungan antara sejumlah penyakit dan golongan darah.
Lalu, apakah golongan darah juga memiliki hubungan dengan kekebalan atau kerentahan seseorang terhadap infeksi virus?
Belum lama ini, beredar isu mengenai orang dengan golongan darah A lebih berisiko tertular virus Corona penyebab COVID-19, dan orang dengan golongan darah O dianggap lebih kebal terhadap virus ini. Benarkah demikian?
Dilansir dari Alodokter dan Halodoc, klaim itu pertama kali muncul setelah sebuah studi yang menggunakan data pasien COVID-19 di dua daerah di Tiongkok, yaitu Kota Wuhan dan Shenzhen, menemukan bahwa jumlah pasien COVID-19 yang bergolongan darah A lebih banyak daripada pasien yang bergolongan darah O. Padahal, secara umum, jumlah orang yang bergolongan darah A di kedua kota tersebut lebih sedikit dibandingkan yang bergolongan darah O.
Perbedaan jumlah itu cukup signifikan sehingga peneliti menyimpulkan bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terkena infeksi virus Corona. Sebaliknya, orang yang bergolongan darah O memiliki risiko yang lebih rendah terpapar COVID-19.
Namun, perlu diingat bahwa penelitian mengenai risiko terinfeksi virus Corona berdasarkan golongan darah belum banyak dilakukan. Selain itu, masih ada beberapa keterbatasan pada penelitian itu yang membuat hasilnya perlu ditelaah lebih lanjut sebelum bisa dipastikan kebenarannya. Jadi, masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa orang dengan golongan darah A memang lebih rentan terinfeksi virus Corona dibandingkan orang dengan golongan darah O.
Klaim lainnya tentang isu ini muncul dari perusahaan bioteknologi 23andMe, California, yang meneliti jutaan profil DNA dari basis datanya dan menjelaskan adanya peran genetika dalam penularan virus Corona. Hasil penelitian awal dari 750 ribu peserta menunjukkan bahwa golongan darah O bisa melindungi diri dari virus Corona.
Penelitian itu menemukan bahwa orang dengan golongan darah O, 9 sampai 18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus Corona. Tetapi, penelitian itu melihat adanya sedikit perbedaan dalam kerentanan di antara golongan darah lain, dan belum diteliti lebih jauh.
Selain itu, para peneliti dari Universitas Kiel di Jerman dalam studinya yang dimuat di New England Journal of Medicine menyebut bahwa orang dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi terinfeksi virus Corona dan memiliki gejala yang lebih parah. Sementara orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terpapar COVID-19.
Hal itu berdasarkan data genetik yang mereka miliki mengonfirmasi bahwa golongan darah O memiliki risiko tertular COVID-19 lebih rendah daripada kelompok darah non-O, sedangkan golongan darah A dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi daripada kelompok darah non-A.
Menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, pemilik golongan darah O mempunyai karakter genetik yang membuat sistem imunitasnya lebih kuat dalam melawan penyebab berbagai penyakit yang menjadi kelemahan golongan darah lain. Seperti yang diketahui, sistem imunitas tubuh dirancang untuk membantu melawan berbagai ancaman penyebab infeksi atau penyakit. Oleh sebab itu, sistem imunitas memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan, khususnya selama pandemi COVID-19.
Meskipun belum diketahui lebih pasti mengenai hubungan antara golongan darah terhadap infeksi berbagai virus, sejumlah penelitian telah menemukan beberapa risiko penyakit berdasarkan golongan darah.
Penelitian oleh Gustaf Edgren MD, PHD, seorang ahli epidemiologis di Karolinska University Hospital menyebutkan, orang yang memiliki golongan darah A berisiko 20 persen lebih tinggi terkena kanker perut dibandingkan orang yang bergolongan darah B atau O. Selain itu, menurutnya, orang bergolongan darah A dan AB memiliki reaksi sistem kekebalan tubuh yang lebih sensitif terhadap bakteri H. pylori, yaitu bakteri penyebab kanker perut.
Lalu, bagi orang dengan golongan darah B lebih berisiko terkena beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan penyakit jantung.
Sementara orang yang bergolongan darah AB, menurut penelitian jangka panjang yang dilakukan oleh para ahli dari University of Vermont, lebih berisiko mengalami gangguan kognitif dibandingkan yang lainnya.
Penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan golongan darah O mempunyai risiko 23 persen lebih rendah terkena penyakit jantung dibanding dengan golongan darah lainnya. Pemilik golongan darah ini juga lebih rentan terhadap penyakit lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori.
Reporter: Safira Ginanisa