Gawat Gan! Jadi Pelakor di Drama, Han So Hee Malah Gak Niat Menikah

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Popularitas Han So Hee melambung tinggi saat membintangi drama hits JTBC ‘The World of the Married’. Aktris cantik ini kini memiliki banyak penggemar.

Han So Hee sukses memerankan karakter Yeo Da Kyung, sebagai wanita kedua dalam drama tersebut. Meski banjir hujatan, aktingnya dipuji lantaran sukses penonton yang kesal karena tingkahnya dalam drama.

Namun, baru-baru ini aktris berusia 25 tahun itu membuat pernyataan mengejutkan. Dalam wawancaranya dengan salah satu media outlet Korea Selatan, ia mengungkap dirinya tidak lagi berniat untuk menikah.

“Aku tidak berpikir aku bisa menikah. Bukan hanya karena perzinaan. Di antara karakter-karakter itu, Go Ye Rim dan Son Jae Hyuk, ada kecurigaan, kecemasan, ketidakpercayaan, dan perasaan kehilangan dalam pernikahan mereka,” kata Han So Hee.

BACA JUGA: Masa-masa Kelam Han So Hee, Pelakor di ‘The World of The Married’

Han So Hee kembali melanjutkan kecemasannya terhadap pernikahan, “Drama ini menggambarkan proses keluarga yang berantakan. Aku mulai bertanya-tanya apakah aku bahkan mampu menikah.”

Aktris yang juga bermain dalam drama ‘100 Days My Prince’ ini juga menceritakan pengalaman teman disekitarnya setelah menyaksikan drama.

“Teman-teman di sekelilingku tidak ingin berkencan lagi setelah melihat drama, dan satu dari temanku yang memiliki bayi mengatakan dia memiliki waktu yang berat secara mental saat menyaksikan drama.”

Diketahui, drama ‘The World of the Married’ tamat dengan 16 episode. Drama tersebut berhasil memecahkan rekor rating pemirsa tertinggi di tv kabel, hingga mencapai angka 28,37 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini