Gak Puas Dibayar Rp3,5 Juta oleh Deddy Corbuzier, Aldi Taher: Masa Gue Gak Dapet Apa-apa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selebritas sensasional Aldi Taher kembali jadi sorotan. Hal ini bermula dari postingan Aldi yang mengungkapkan dirinya tak puas dengan bayaran podcaster, Deddy Corbuzier.

Saat itu, Aldi menjadi bintang tamu Deddy di channel YouTube-nya. Ia pun mendapat bayaran dari Deddy sebesar 3,5 juta Rupiah.

Namun, honor tersebut rupanya tak membuat mantan suami Dewi Perssik ini puas. Ia pun menyampaikan kekesalannya di akun Instagramnya.

“Uang 3,5 juta yang gue terima dari Dinar Candy uang deal sama produser close the door (channel YouTube Deddy), gw yang ditelpol diundang (jadi) tamu acara komersil, ada branding produk di LCD, dan air mineral di meja, masa iya gue gak dapet apa-apa,” tulis Aldi di unggahannya, Minggu, 25 April 2021.

Aldi merasa bayarannya kurang, padahal acara Deddy memiliki banyak sponsor. Alhasil, Aldi pun meminta uang hasil dari sponsor tersebut.

“Kita juga mau dong, Insya Allah terkenal di akherat,” tulis Aldi.

Tak hanya itu, sosok yang sempat mengaku ustaz itu juga mengajak Deddy untuk debat dengan dirinya. Namun, Aldi memberi catatan agar Deddy tidak baper saat ngobrol dengannya.

“Bismillah, gue tawarkan bro @mastercorbuzier debat dengan gw (podcast open the door) tapi anti baper dan marah,” katanya.

Alhasil, postingan Aldi itu memancing komentar netizen. Mereka mengatakan Aldi hanya cari sensasi demi mendapat uang.

“Cari uang gitu amat,” kata akun xddagx.

“Mana ada yang mau debat sama Aldi Taher, dia kan orangnya sok bener,” komentar akun oktavian6166.

“Pansos mulu,” tulis akun miftakhul_hdyt.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini